expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 12 Agustus 2014

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Pendahuluan
Perkembangan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat adalah merupakan agama Islam pada zaman keemasan, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor utamanya yaitu Rasulullah SAW.Kemudian pada zaman selanjutnya yaitu zaman para sahabat, terkhusus pada zaman Khalifah empat atau yang lebih terkenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, Islam berkembang dengan pesat dimana hampir 2/3 bumi yang kita huni ini hampir dipegang dan dikendalikan oleh Islam.Perkembangan Islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban kearah yang lebih maju.Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa Islam pada zaman Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan Islam yang luar biasa pengaruhnya.Sekaitan dengan itu perlu kiranya kita melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimana sejarahI Islam pada masa itu.

B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan Islam pada periode Mekkah dan sistem sosialnya?
2.         Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan Isslam pada periode Madinah dan sistem sosialnya?
3.         Apa arti hijrah Nabi ke Madinah/Dasar Politik?
4.         Bagaimana isi piagam Madinah?
5.         Bagaimana bentuk pemerintahan pada Masa Rasulullah?
C.      Tujuan Penulisan
1.        Agar mengetahui perkembangan dan pertumbuhan Islam pada periode Mekkah dan sistem sosialnya.
2.        Agar mengetahui perkembangan dan pertumbuhan Islam pada periode Madinah dan sistem sosialnya.
3.        Agar mengetahui arti hijrah dan dasar politik.
4.        Agar mengetahui isi piagam Madinah.
5.        Agar mengetahui bentuk pemerintahan pada masa Rasulullah.


























BAB II
PEMBAHASAN
A.      Periode Mekkah dan Sistem sosialnya
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 20 April 571 M. Ketetapan ini sebagaimana dikemukakan oleh berbagai sumber berita Arab, yakni pada tahun yang dikenal dengan sebutan tahun gajah.[1]Beliau lahir dari keluarga miskin secara materi namun berdarah ningrat dan terhormat. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Dikisahkan, bahwa anak-anak Hasyim ini adalah keluarga yang berkedudukan sebagai penyedia dan pemberi air minum bagi para jamaah haji yang dikenal dengan sebutan Siqayah Al Hajj.Sedangkan ibunda Nabi Muhammad Saw adalah Aminah binti Wahab, adalah keturunan Bani Zuhrah.Kemudian, nasab atau silsilah ayah dan ibunda Nabi bertemu pada Kilab ibn Murrah.Pada waktu lahir Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.Nabi Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyyah. Dalam asuhannyalah Nabi Muhammad SAW dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah kurang lebih dua tahun berada dalam asuhan ibu kandungnya, ketika usia enam tahun Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tangguang jawab merawat Nabi Muhammad SAW.Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena renta.Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib.Seperti juga Abdul Muthalib, dia juga sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Mekkah secara keseluruhan, tetapi dia miskin.
Dalam usia muda Nabi Muhammad SAW hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan penggembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dan merenung.Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga dia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda dia sudah dijuluki al-amin, orang yang terpercaya.[2]Nabi Muhammad SAW juga seorang laki-laki yang berbakat dalam bidang keagamaan. Dalam usianya sebelum masa turun wahyu ia suka mengasingkan diri pada sebuah pegunungan di luar kota Makkah untuk berdoa dalam keheningan.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang ke Syam,  menjual barang milik Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang untuk menjualkan barang dagangannya dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka.Ketika Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan beliau, kredibilitas dan kemuliaan ahklak serta keuntungan dagangannya melimpah, Khadijah tertarik untuk menikahinya.yang ikut hadir dalam acara pernikahan itu adalah Bani Hasyim dan para pemuka Bani Mudhar.
a.    Penyiaran Islam secara Sembunyi-Sembunyi
Ketika wahyu pertama turun, Nabi belum diperintah untuk menyeru umat manusia menyembah dan mengesakan Allah SWT.Jibril tidak lagi datang untuk beberapa waktu lamanya.Pada saat sedang menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua (QS. Al-Mudatsir:1-7) yang menjelaskan akan tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru ummat manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT. Dengan perintah tersebut Rasulullah SAW mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Islam lahir ditengah-tengah masyarakat dengan membawa undang-undang baru sebagai pedoman dasar tentang ketauhitan dan kemasyarakatanbagi pengaturan tingkah laku manusia dalam kehidupan dan pergaulannya.Selanjutnya pedoman dasar tersebut menjadi pijakan bagi pengembangan sistem sosial, ekonomi, politik dan budaya.[3]
Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara berangsur-angsur ajakan itu diajarkan secara meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja, seperti Usman ibn Affan, Zubair ibn Awam, Sa’ad ibn Abi Waqas, Abdurrahman Ibn Auf, Thalhah ibn Ubaidillah, Abu Ubaidillah Ibn Jahrah, Arqam Ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Said ibn Zaid dan beberapa orang lainnya, mereka semua disebut Assabiquna al Awwalun, artinya orang-orang yang pertama masuk Islam.[4]
b.    Menyiarkan Islam secara Terang-Terangan
Langkah dakwah seterusnya yang diambil Nabi Muhammad SAW adalah menyeru masyarakat umum.Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya. Mula-mula Nabi menyeru penduduk Mekkah, kemudian penduduk negeri-negeri lain. Di samping itu, Nabi juga menyeru orang-orang yang datang ke Makkah, dari berbagai negeri untuk mengerjakan haji.Kegiatan dakwah dijalankannya tanpa mengenal lelah.Dengan usahanya yang gigih, hasil yang diharapkan mulai terlihat.Jumlah pengikut Nabi Muhammad SAW yang tadinya hanya belasan orang, makin hari makin bertambah.Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja, dan orang-orang yang tak punya.Mekipun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang lemah, namun semangat mereka sungguah membaja.[5]
Dengan adanya dakwah Nabi secara terang-terangan kepada seluruh penduduk Mekkah, maka banyak penduduk Mekkah yang mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an yang sangat hebat, memiliki bahasa yang terang (fasihat) serta menarik.Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam. Dengan usaha yang serius pengikut Nabi SAW bertambah sehingga pemimpin kafir Quraisy yang tidak suka bila Agama Islam menjadi besar dan kuat berusaha keras untuk menghalangi dakwah Nabi dengan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap orang mukmin. Banyak hal yang dilakukan para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi.Mereka menyuruh orang yang masuk Islam meskipun anggota keluarga sendiri atau hamba sahaya untuk disiksa supaya kembali kepada agama sebelumnya (murtad).Kekejaman yang dilakukan oleh peduduk Mekkah terhadap kaum muslimin mendorong Nabi SAW untuk mengungsikan sahabat–sahabatnya keluar Mekkah. Ditengah-tengah sengitnya kekejaman itu dua orang kuat Quraisy masuk Islam yaitu Hamzah dan Umar bin khattab sehingga memperkuat posisi umat Islam.
Dengan lancarnya kegiatan dakwah Rasulullah, kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan terhadap pengikut Islam.Pemboikotan ini berhenti setelah para pemimpin Quraisy sadar terhadap tindakan mereka yang terlalu.Namun selang beberapa waktu Abu Thalib meninggal dunia, tiga hari kemudian istrinya, Siti Khodijah pun wafat.Tahun itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi (Ammul Huzni).
Untuk menghibur Nabi, maka pada tahun ke-10 ke-Nabian, Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah untuk melakukan perjalanan malam dari Masjid al-Haram di Mekah ke Bait al-Maqdis di Palestina, kemudian ke sidrah al-Muntaha. Di situlah Nabi Muhammad SAW menerima syariat kewajiban mengerjakan shalat lima waktu. Peristiwa ini dikenal dengan Isra’ dan Mi’raj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 11 sesudah kenabian.Isra dan Mi’raj di samping memperkuat iman dan memperkokoh batin Nabi Muhammad SAW menghadapi ujian berat berkaitan dengan misi risalahnya, juga sebagai batu ujian bagi kaum muslimin apakah mereka mempercayai atau mengingkarinya. Bagi kaun musyrikin Quraisy , peristiwa itu dijadikan bahan untuk mengolok-olok Nabi muhammad SAW bahkan menuduhnya sebagai manusia yang berotak tidak waras.
Setelah peristiwa Isra’ dan Miraj, suatu perkembangan besar bagi perkembangan dakwah Islam muncul, perkembangan datang dari penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekkah.Mereka yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj masuk Islam. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Nabi Muhammad SAW agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela Nabi Muhammad SAW dari berbagai ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang mereka ajukan.Perjanjian ini disebut perjanjian “Aqobah”.Dan kemudian Nabi Muhammad SAW pindah ke Yatsrib.

B.       Periode Madinah dan Sistem sosialnya
Tahun Islam dimulai dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah di tahun 622 M. Umat Islam di waktu itu masih dalam kedudukan lemah, tidak sanggup menentang kekuasaan yang dipegang kaum pedagang Quraisy yang ada di Mekkah. Akhirnya Nabi bersama sahabat dan umat Islam lainnya meninggalkan kota dan pindah ke Yasrib, yang kemudian terkenal dengan nama Madinah, yaitu kota Nabi. Bukan hanya sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari ancaman dan tekanan orang kafir Quraisy dan penduduk Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun srategi dalam menghadapi tantangan lebih lanjut, sehingga nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT, di kota ini keadaan Nabi dan umat Islam mengalami perubahan yang besar. Islam mendapat lingkungan baru di kota Madinah. Lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau di Mekkah mereka sebelumnya merupakan umat lemah yang tertindas, di Madinah mereka mempunyai kedudukan yang baik dan menjadi umat yang kuat dan dapat berdiri sendiri.Nabi sendiri menjadi kepala dalam masyarakat yang baru dibentuk itu dan yang akhirnya menjadi sebuah Negara.[6]
Dengan beradanya kekuasaan di tanggan Nabi, Islam pun lebih mudah disebarkan dan sehingga akhirnya Islam dapat menguasai daerah-daerah yang dimulai dari Spanyol di sebelah barat sampai ke Filipina di sebelah timur dan Afrika Tengah di sebelah selatan sampai Danau Aral di sebelah utara.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru, Nabi Muhammad SAW segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.Adapun dasar-dasar tersebut adalah:
1)      Mendirikan Masjid
Dengan jalan mendirikan tempat peribadatan dan pertemuan yang berupa masjid dan diberi nama masjid “Nabawi”, Selain untuk tempat salat, juga sebagi sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Masjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
2)      Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
Persaudaraan sesama Muslim. Nabi mempersaudarakan antara Muhajirin, orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah , dan Anshar, penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin tersebut. Dengan demikian diharapkan, setiap Muslim merasa terikat dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan.Apa yang dilakukan Rasulullah ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
3)      Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim.
Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak memeluk agama Islam. Di Madinah, di samping orang-orang Arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad SAW mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka.Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas dikeluarkan.Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan.Kemerdekaan beragama dijamin dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar.Dalam perjanjian itu jelas disebutkan bahwa Rasulullah menjadi kepala pemerintah karena sejauh menyangkut peraturan dan tata tertib umum, otoritas mutlak diberikan kepada beliau.Dalam bidang sosial, dia juga meletakkan dasar persamaan antara sesama manusia.Perjanjian ini dalam pandangan ketatanegaraan sekarang sering disebut dengan Konstitusi Madinah.
Perang pertama yang sangat menentukan menentukan masa depan Islam ini adalah:
a.    Perang Badar
b.      Perang Uhud
c.       Perang Khandaq
d.      Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah disyaratkan, Nabi memimpin sekitar seribu kaum muslimin berangkat ke makkah, bukan untuk berperang, melainkan untuk ,melakukan ibadah umrah, karena itu, mereka mengenakan pakaian ihram tanpa membawa senjata. Sebelum tiba di makkah, mereka berkemah di hudaibiyah, beberapa kilometer dari mekkah. Namun penduduk mekah tidak mengizinkan mereka masuk kota. Akhirnya, diadakan perjanjian yang dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah yang isinya diantaranya:
1.      Kaum Muslimin belom boleh mengunjungi Ka’bah tahun ini tetapi ditangguhkan sampai tahun depan.
2.      Lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja.
3.      Kaum Muslimin wajib mengembalikan orang-orang Makkah yang melarikan diri ke Madinah, sedangkan sebaliknya, pihak Quraisy tidak harus menolak orang-orang Madinah yang kembali ke Makkah.
4.      Selama sepuluh tahun diberlakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Makkah
5.      Tiap Kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum Muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintanga.[7]
Setelah Perjanjian Hudaibiyah, situasi jauh lebih tenang dibandingkan dengan sebelumnya, maka Nabi Muhammad SAW, menyurat kepada sekian penguasa di luar Jazirah Arab untuk mengajak mereka untuk mengajak mereka memeluk agama Islam. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW, diutus bukan saja untuk penduduk Jazirah Arab, tetapi juga untuk seluruh manusia di persada bumi ini.
Pada tahun ke-9 dan 10 H (630-632) setelah penaklukkan Mekkah/Fath Mekkah, banyak suku dari berbagai pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad menyatakan ketundukan mereka.
Dalam kesempatan menunaikan ibadah haji yang terakhir (haji wada’) tahun 10 H (631M), Nabi Muhammad menyampaikan Kotbahnya yang sangat bersejarah. Isi kotbah itu antara lain:
1)      Larangan menumpahkan darah kecuali denga haq
2)      Larangan mengambil harta orang lain dengan batil, karena nyawa dan harta benda adalah suci 
3)      Larangan riba dan menganiaya
4)      Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik dan lemah lembut dan menjauhi dosa
5)      Semua pertengkaran di zaman jahiliyah harus dimaafkan
6)      Balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana berlaku di zaman jahiliyah tidak lagi dibenarkan
7)      Persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan
8)      Hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik
9)      Umat Islam selalu berpegang dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Setelah itu, Nabi Muhammad segera kembali ke Madinah.Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang..pada hari senin, tanggal 12 Rabi’ul awal 11 H/7 juni 632 M, Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.[8]

C.      Arti Hijrah Nabi ke Madinah / Dasar politik
Kebanyakan masyarakat merasa dan mengetahui bahwa hubungan antara agama dan politik dalam Islam sudah sangat jelas.Yaitu bahwa antara keduanya terkait erat secara tidak terpisahkan. Agama adalah wewenang pemangku syariah yaitu  nabi Muhammad melalui wahyu dari Tuhan. Sedangkan politik adalah wewenang kemanusiaan, sepanjang menyangkut masalah teknis structural dan procedural.Dalam hal ini peran ijtihad manusia sangat besar.
Persoalan penting antara bidang agama dan bidang politik (atau bidang duniawi manapun) ialah bahwa dari segi etis, khususnya dari segi tujuan yang merupakan jawaban atau pertanyaan “untuk apa” tidak dibenarkan terlepas dari pertimbangan nilai-nilai keagamaan. Atas dasar adanya pertimbangan nilai-nilai keagamaan itu diharapkan tumbuh kegiatan politik bermoral tinggi. Inilah makna bahwa politik tidak bias dipisahkan dari agama. Tetapi dalam susunan formalnya atau struktur praktis dan teknisnya, politik adalah wewenang manusia melalui pemikiran rasionalnya.da lam hal inilah politik dapat dibedakan dari agama.
Hubungan antara agama dan politik pada zaman Nabi Muhammad terwujud dalam masyarakat Madinah. Muhammad selama sepuluh tahun di kota hijrah itu telah tampil sebagai penerima berita suci dan seorang pemimpin masyarakat politik. Dalam menjalankan peran sebagai seorang nabi, beliau adalah seorang yang tidak boleh dibantah karena mengemban mandat. Sedangkan dalam menjalankan peran sebagai kepala Negara, beliau melakukan musyawarah – sesuai dengan perintah Tuhan – yang dalam musyawarah itu beliau tidak jarang mengambil pendapat orang lain dan meninggalkan pendapatnya sendiri.
Sejarah mencatat bahwa kota hijrah nabi adalah sebuah lingkungan oase yang subur  dan dihuni oleh orang-orang pagan dari suku utama Aus dan Khazraj, dan juga orang-orang yahudi dari suku-suku utama bani Nadzir, Bani Qoinuqo, Bani Quraizhah. Kota ini awalnya adalah bernama Yatsrib lalu diubah oleh nabi menjadi Madinah.[9][8] Madinah yang digunakan oleh Nabi untuk menukar nama kota hijrah beliau itu kita menangkapnya sebagai isyarat langsung bahwa ditempat baru itu hendak mewujudkan suatu masyarakat yang teratur sebagaimana sebuah masyarakat. Maka sebuah konsep Madinah adalah pola kehidupan social yang sopan, yang ditegakkan atas dasar kewajiban dan kesadaran umum untuk patuh pada peraturan atau hukum yang berlaku.[10]

D.      Piagam Madinah
Teks Asli Piagam Madinah beserta Terjemah Per Pasal (صحيفة المدينة)
Piagam Madinah (Bahasa Arabصحیفة المدینهshahifatul madinah) juga dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622. Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah.Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pagan Madinah; sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.[11]

(Piagam Madinah)

بسم الله الرحمن الرحيم
هذا كتاب من محمد النبي صلّى الله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهد معهم.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal dari) Quraisy  dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.

١. انهم امة واحدة من دون الناس.
Pasal 1
Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komuitas) manusia lain.

٢. المهاجرون من قر يش على ربعتهم يتعاقلون بينهم اخذا لديّة واعطائها وهم يفدون عانيهم بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.

٣. وبنوعوف على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 3
Banu Auf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

٤. وبنوساعدة علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 4
Banu Sa’idah sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

٥. وبنو الحرث على ربعتهم يتعاقلون الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 5
Banu Al-Hars sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

٦. وبنوجشم علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 6
Banu Jusyam sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

٧. وبنو النجار علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 7
Banu An-Najjar sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

٨. وبنو عمرو بن عوف علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 8
Banu ‘Amr bin ‘Awf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

٩. وبنو النبيت علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 9
Banu Al-Nabit sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

١٠. وبنو الاوس علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 10
Banu Al-‘Aws sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.

١١. وان المؤمنين لايتركون مفرجا بينهم ان يعطوه بالمعروف فى فداء اوعقل.
Pasal 11
Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang diantara mereka tetapi membantunya dengan baik dalam poembayaran tebusan atau diat.

١٢. ولا يحالـف مؤمن مولى مؤمن دونه.
Pasal 12
Seorang mukmin tidak diperbolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.

١٣. وان المؤمنين المتقين على من بغى منهم او ابتغى د سيعة ظلم اة اثم اوعدوان او فساد بين المؤمنين وان ايديهم عليه جميعا ولو كان ولد احدهم.
Pasal 13
Orang-orang mukmin yang taqwa harus menentang orangyang diantara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim , jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.

١٤. ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.
Pasal 14
Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh)  orang beriman.

١٥. وان ذمة الله واحدة يحيد عليهم اد ناهم وان المؤمنين يعضهم موالي بعض دون الناس.
Pasal 15
Jaminan Allah satu.Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak bergantung kepada golongan lain.

١٦. وانه من تبعنا من يهود فان له النصر والاسوة غير مظلومين ولا متناصر عليهم.
Pasal 16
Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang olehnya.

١٧. وان سلم المؤمنين واحدة لا يسالم مؤمن دون مؤمن في قتال في سبيل الله الا على سواء وعدل بينهم.
Pasal 17
Perdamaian mukminin adalah satu.Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.

١٨. وان كل غازية غزت معنا يعقب بعضها بعضا.
Pasal 18
Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu membahu satu sama lain.

١٩. وان المؤمنين يبئ بعضهم على بعض بـمانال دماءهم فىسبيل الله وان المؤمنين والمتقين على احسن هدى واقومه.
Pasal 19
Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah.Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.

٢٠. وانه لايجير مشرك مالا لقر يش ولانفسا ولايحول دونه على مؤمن.
Pasal 20
Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman.

٢١. وانه من اعتبط مؤمنا قتلا عن بينة فانه قودبه الا ان يرضى ولي المقتول وان المؤمنين عليه كافة ولايحل لهم الاقيام عليه.
Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima diat).Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.

٢٢. وانه لا يحل لمؤمن أقر بما فى هذه الصحيفة وآمن بالله واليوم الآخر ان ينصر محدثا ولا يـؤوية وانه من نصره او آواه فان عليه لعنة الله وغضبه يوم القيامة ولايـؤخذ منه صرف ولاعدل.
Pasal 22
Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat, dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.

٢٣. وانكم مهما اختلفتم فيه من شيئ فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلى الله عليه وسلم
Pasal 23
Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla dan (keputusan) Muhammad SAW.

٢٤. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين ماد اموا محاربين
Pasal 24
Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.

٢٥. وان يهود بني عوف امة مع المؤمنين لليهود دينهم وللمسلمين دينهم مواليهم وانفسهم الا من ظلم واثم فانه لا يـوتخ الا نفسه واهل بيته.
Pasal 25
Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin.Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka.Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga.

٢٦. وان ليهود بنى النجار مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 26
Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٢٧. وان ليهود بنى الحرث مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 27
Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٢٨. وان ليهود بنى ساعدة مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 28
Kaum Yahudi Banu Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٢٩. وان ليهود بنى جشم مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 29
Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٠. وان ليهود بنى الاوس مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 30
Kaum Yahudi Banu Al-‘Aws diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣١. وان ليهود بنى ثعلبة مثل ماليهود بنى عوف الامن ظلم واثم فانه لا يوتخ الانفسه واهل بيته.
Pasal 31
Kaum Yahudi Banu Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٢. وان جفنه بطن ثعلبه كأ نفسهم
Pasal 32
Kaum Yahudi Banu Jafnah dari Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٣. وان لبنى الشطيبة مثل ماليهود بنى عوف وان البر دون الاثم
Pasal 33
Kaum Yahudi Banu Syutaibah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٤. وان موالي ثعلبه كأنفسهم
Pasal 34
Sekutu-sekutu Sa’labah diperlakukan sama seperti mereka (Banu Sa’labah).

٣٥. وان بطانة يهود كأنفسهم
Pasal 35
Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi).

٣٦. وانه لا يخرج احدمنهم الا باذن محمد صلىالله عليه وسلم وانه لا ينحجرعلى ثار جرح وانه من فتك فبنفسه فتك واهل بيته الا من ظلم وان الله على ابرهذا.
Pasal 36
Tidak seorang pun dibenarkan (untuk berperang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi  (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesunggunya Allah sangat membenarkan ketentuan ini.

٣٧. وان على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وان بينهم النصرعلى من حارب اهل هذه الصحيفة وان بينهم النصح والنصيحة والبر دون الاثم وانه لم يأثم امرؤ بـحليفه وان النصر للمظلوم.
Pasal 37
Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat.Memenuhi janji lawan dari khianat.Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya.Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.

٣٨. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين مادا موا محاربين.
Pasal 38
Kaum Yahudi memikul bersama mukiminin selama dalam peperangan.

٣٩. وان يثرب حرام جوفهالاهل هذه الصحيفة.
Pasal 39
Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya haram (suci) bagi warga piagam ini.

٤٠. وان الجار كالنفس غير مضار ولااثم.
Pasal 40
Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.

٤١. وانه لا تجارحرمة الا باذن اهلها
Pasal 41
Tidak boleh jaminan diberikan kecuali seizin ahlinya.

٤٢. وانه ما كان بين اهل هذه الصحيفة من حدث واشتجار يخاف فساده فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلىالله عليه وسلم وان الله على اتقى ما فى هذه الصحيفة وابره.
Pasal 42
Bila terjadi suatu persitiwa atau perselisihan di antara pendukung piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi piagam ini.

٤٣. وانه لاتجار قريش ولا من نصرها
Pasal 43
Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung mereka.

٤٤. وان بينهم النصر على من دهم يثرب.
Pasal 44
Mereka (pendukung piagam) bahu membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib.

٤٥. واذا دعوا الى صلح يصالحونه (ويلبسونه) فانهم يصالحونه ويلبسونه وانهم اذا دعوا الى مثل ذلك فانه لهم علىالمؤمنين الا من حارب فى الدين على كل اناس حصتهم من جابنهم الذى قبلهم.
Pasal 45
Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksankan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi.Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama.Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.

٤٦. وان يهود الاوس مواليهم وانفسهم على مثل مالاهل هذه الصحيفة مع البر الحسن من اهل هذه الصحيفة وان البر دون الاثم.
Pasal 46
Kaum Yahudi Al-‘Aws, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan).Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya.Sesungguhnya Allah palingmembenarkan dan memandang baik isi piagam ini.

٤٧. ولا يكسب كاسب الاعلى نفسه وان الله على اصدق فى هذه الصحيفة وابره وانه لا يحول هذا الكتاب دون ظالم وآثم. وانه من خرج آمن ومن قعد آمن بالمدينة الا من ظلم واثم وان الله جار لمن بر واتقى ومحمد رسول الله صلى الله عليه وسلم

Pasal 47
Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat.Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat.Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad Rasulullah SAW[12]

E.       Bentuk Pemerintahan Pada Masa Rasulullah
Peran Nabi Muhammad Saw. di Madinah bukan hanya sebagai seorang penyeru semata, melainkan juga sebagai seorang pemimpin masyarakat dan kepala Negara.
Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan tentang corak kepmimpinan nabi. Diantaranyaadalah:
1.      Adanya musyawarah yang dilaksanakan oleh Nabi bersama para sahabat baik secara terbuka maupun secara terbatas, terutama hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat umum dan tidak diatur oleh wahyu.
2.      Dalam melaksanakan keputusan-keputusan hukum, misalnya eksekusi hukuman, memeberi pengajaran kepada masyarakat dan juga dalam memimpin perang, beliau memeberi kuasa kepada sahabat-sahabatnya.
3.      Apabila beliau keluar kota untuk beberapa lama, misalnya untuk keperluan peperangan, beliau senantiasa mengangkat 'amil atas kota Madinah. Kadang-kadang beliau mengangkat dua orang, seorang wali dan seorang lagi untuk memimpin shalat, tetapi lebih banyak menunjuk 'amil tunggal, terutama apabila 'amil ini memeiliki reputasi dalam bidang kepemimpinan masyarakat dalam bidang keagamaan.
Dengan data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa:
a)      Pemerintahan Nabi saw. bukanlah pemerintahan otokrasi, sekalipun ditangannya terletak kekuasaan tertinggi.
b)      Dalam menjalankan pemerinthan, ia dibantu oleh staf yang berfungsi sebagai anggota musyawarah dan juga sebagai eksekutor.
c)      Nabi Muhammad Saw. Memberi kemungkinan pemisahan kekuasaan pemerintahan.[13]
Melalui usaha-usaha itu Islam berkembang.Umat Islam makin banyak dan wilayah Islam meluas.Ketika Rasulullah wafat, wilayah Islam telah meliputi sebagian Jazirah Arab.Tentu bukan sebuah negara seperti zaman modern sekarang, tetapi rintisan awal telah dimulai oleh Rasul.Sebuah negara dengan persyaratan-persyaratan yang maju untuk zamannya, sebuah negara demokrasi yang berbentuk Republik.Dengan usaha itu Rasulullah telah merintis peradaban Islam. Dalam waktu 23 tahun, Rasulullah telah mengubah bangsa Arab dari bangsa Jahiliyah menjadi bangsa yang berperadaban dengan jiwa yang Islami, bersatu, berakhlak mulia, dan berpengetahuan.














BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dakwah Nabi Muhammad saw. berada dalam 2 tempat strategis, Mekkah dan Madinah. Awal dakwah Nabi Muhammad saw. bisa dikatakan penuh tantangan dan duri, namun keteguhannya menyingkirkan itu semua. Hal ini terbukti dengan banyaknya cara yang digunakan Nabi untuk meyakinkan para penduduk Mekkah terhadap ajaran yang dibawanya (Islam). Mulai dari cara dakwah bil sirri (sembunyi-sembunyi) sampai memberikan dakwah dengan dakwah bil jahri (terang-terangan) yang berdampak pada perjanjian atau bai’at yang merupakan alasan mendasar terjadinya Nabi hijrah ke Madinah sehingga berhasil menciptakan Negara Islam di Madinah.
















DAFTAR PUSTAKA

Al-Buthy. Muhammad Sa’id Ramadhan, Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW, (Jakarta: Robbani Press, 2010)
Hisyam. Ibnu, Siratun-Nabiy saw, juz II
Nasution. Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UII-Pres, 2008)
Nizar. Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2009)
Thohir. Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)
Yatim. Badri, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011)
http://politik-dan-pemerintahan-islam-zaman.html






[1]Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tahun Gajah, yakni tahun saat Abraham al-Asyram berusaha menyerang Makkah dan menghancurkan Ka’bah.Allah lalu menggagalkannya dengan mukjizat yang mengagumkan, sebagaimana diceritakan di dalam al-Quran.Menurut riwayat yang paling kuat, kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari senin malam, 12 Rabi’ul Awwal. Lihat: Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW, (Jakarta: Robbani Press, 2010), Cet. 16, h. 31
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 17
[3] Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 24.
[4]Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 32
[5] Badri Yatim, op. cit, h. 20
[6] Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UII-Pres, 2008),  h. 88
[7]Untuk menjaga keselamatan dalam menyebarkan dakwah Islam dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalanginya peperangan demi peperangan terus terjadi diantaranya adalah Perang Uhud, perang Ahzab atau Perang Khandaq (parit). Lihat: Badri Yatim, op. cit, h. 26-30
[8] Badri Yatim, op. cit, h. 33

[10]http://politik-dan-pemerintahan-islam-zaman.html
[11] (http://id.wikipedia.org/wiki/Piagam_Madinah)
[12]Ibnu Hisyam, Siratun-Nabiy saw, juz II, h. 119-133
[13]http://sistem-pemerintahan-islam-pada-masa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar