IDENTITAS BUKU
Judul
buku : Psikologi sosial (suatu
pengantar)
Penulis : Prof. Dr. Bimo Walgito
Penerbit : ANDI OFFSET
Cetakan
: II, 1994
Tebal
halaman : 158 halaman
Harga : -
Kota
terbit : Yogyakarta
Cover : Berwarna
Sebelum
saya membahas lebih jauh tentang buku ini, saya akan membahas tentang judul
buku. Buku ini berjudul Psikologi sosial, buku ini memberikan informasi tentang
bagaimana perilaku manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya, sikap dan
tentang pembentukan serta perubahan sikap.
TUJUAN PENGARANG
BUKU
Tujuannya adalah demi kebutuhan semua pihak dan
kebutuhan untuk menulis buku ini. Untuk memberikan gambaran secara garis
besarnya, secara pokok-pokoknya dengan uraian yang leih rinci tentang psikologi
sosial. Buku dipersembahkan untuk semua pihak namun yang paling utamanya
khususnya kepada Gadjah Mada University Press yang telah memberikan kesempatan
hingga tulisan dapat diterbitkan dalam bentuk cetakan.
TUJUAN MEREVIEW
BUKU
Tujuannya adalah yang pertama adalah untuk
mengetahui identitas buku sebuah buku, mulai dari judul buku, penulis,
penerbit, tahun terbit dan tebal buku. Tujuan yang kedua adalah untuk
mendapatkan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak
dan terungkap dalam sebuah buku, dan tujuan yang ketiga adalah untuk memenuhi
tugas take home dari Dosen Pengampu mata pelajaran pendidikan IPS 1.
SINOPSIS
I.
Pada bab pertama
buku ini membahas tentang pengertian. Pengertian dibagi beberapa bagian yang
pertama pengertian psikologi adalah ilmu tentang prilaku atau
aktivitas-aktivitas dan perilaku atau aktivitas-aktvitas tersebut merupakan
manifestasi dari kehidupan kejiwaan. Itu tadi tentang psikologi sekarang
tentang psikologi sosialnya. Psikologi social adalah ilmu yang mempelajari
perilaku individu dalam konteks interaksi social. Interaksi social adalah
adanya hubungan antara individu satu sama dengan yang lain, psikologi social
memfokuskan pada perilaku individu.
Letak psikologi
social dalam sistematika psikologi. Sebagai ilmu khususnya sebagai ilmu yang
mandiri. Dilihat dari segi perkembangannya psikologi dapat dibedakan atas
psikologi yang filosofis dan psikologi empiris. Dalam psikologi empiris dapat
dibedakan menjadi dua yaitu psikologi umum dan psikologi khusus, psikologi sosial
merupakan salah satu jenis psikologi khusus.
II.
Pada bab yang
kedua buku ini membahas tentang hubungan psikologi social dengan ilmu-ilmu
social lain. Manusia menjadi objek dari psikologi menjadi objek dari ilmu-ilmu
social lain, misalnya sosiologi. Tinjauan sosiologi yang penting adalah bentuk
hidup bermasyarakat, struktur dan fungsinya dari kelompok dari kelompok lain
hingga kelompok besar. Sedangkan tinjauan psikologi yang penting adalah
perilaku itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang ddorong motif tertentu
hingga manusia itu berbuat atau berperilaku. Perilaku manusia sebagai suatu
respon terhadap stimulus yang diterimanya menjadi tinjauan dari berbagai macam
ilmu antara lain antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
Perilaku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan merupakan tinjauan
antropologi. Sosiologi juga meninjau perilaku manusia dalam kaitannya dengan
hidup bermasyarakat.
III.
Pada bab ketiga
buku ini membahas tentang perilaku manusia. Psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu. Sebagamana
diketahui perilaku yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya,
tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Berbeda dengan
pandangan kaum behavioris adalah pandangan dari aliran kognitif yaitu memandang
perilaku manusia merupakan respon dari stimulus namun dalam diri manusia itu
ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya.
Jenis
perilaku ada dua yaitu perilaku alami yaitu perilaku yang dibawa sejak lahir,
sedangkan perilaku refleksi yaitu perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai individu yang bersangkutan. Pembentukan
perilaku, cara membentuk perilaku sesuai dengan yang diharapkan. Pertama, pembentukan perilaku dengan
kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara ini membiasakan diri untuk berperilaku
seperti yang diharapkan contohnya biasakan bangun pagi. Kedua, pembentukan perilaku dengan pengertian. Dengan cara ini
berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya
pengertian. Ketiga, pembentukan
perilaku dengan menggunakan model. Disamping cara-cara pembentukan perilaku
yang telah disebutkan pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan
menggunakan model atau contoh. Beberapa teori perilaku, diantaranya teori
insting, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi.
IV.
Pada bab keempat
buku ini membahas tentang manusia dengan lingkungannya. Dalam lingkungan
kehidupan manusia terdapat lingkungan manusia atau lingkungan sosial. Hubungan
antara individu dengan lingkungan social yang menjadi focus pembicaraan dalam
lapangan psikologi social.
Manusia sebagai makhluk berkembangan,
maka manusia dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari
perkembangannya, baik perubahan pada segi kejasmanian maupun perubahan pada
segi psikologisnya. Manusia itu dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari
adanya perkembangan pada diri manusia dan dalam perkembangan manusia itu factor
pembawaan dan factor lingkungan secara bersama-sama mempunyai peranan walaupun
tidak mengingkari adanya teori-teori yang lain.
Manusia sebagai makhluk individual dan
social, karena manusia sebagai makhluk individu maka dalam tindakannya manusia
kadang-kadang menjurus kepada kepentingan pribadi. Namun karena manusia juga
sebagai makhluk social dalam tindakan-tindakannya manusia juga sering menjurus
kepada kepentingan-kepentingan masyarakat. Dengan kata lain manusia itu pada
hakekatnya merupakan makhluk sosial maka secara alami manusia membutuhkan
hubungan dengan orang lain, manusia itu secara alami mempunyai dorongan untuk
berhubungan dengan keadaan sekitar.
Beberapa macam hubungan manusia dengan
lingkungannya, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan fisik
adalah lingkungan kealaman, misalnya keadaan tanah, keadaan musim. Lingkungan
fisik yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan
individu. Misalnya keadaan alam yang tandus akan memberikan pengaruh yang
berbeda bila dibandingkan dengan keadaan alam yang subur. Sedangkan lingkungan
social adalah yang merupaka lingkungan masyarakat yang didalamnya terdapat
interaksi individu dengan individu yang lain. Lingkungan social dapat dibedakan
menjadi dua 1). Lingkungan social primer, yaitu lingkungan social dimana
terdapat hubungan yang erat antara individu satu dengan yang lain, lingkungan
social primer lebih mendalam daripada lingkungan social sekunder. 2).
Lingkungan social sekunder, yaitu lingkungan social dimana hubungan satu denagn
yang lain agak longgar, individu satu dengan yang lain kurang saling mengenal.
Hubungan atau sikap individu terhadap
lingkungan dapat terjadi seperti Individu
menolak lingkungan, yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan
lingkungannya. Individu menerima
lingkungannya, yaitu bila keadaan lingkungan sesuai atau cocok dengan
keadaan individu. Individu bersikap
netral atau statuskuo, yaitu bila individu tidak cocok dengan keadaan
lingkungan, tetapi individu tidak mengambil langkah-langkah bagaimana
sebaiknya.
V.
Pada bab kelima buku ini membahas tentang
metode dalam psikologi social. Metode yang digunakan dalam psikologi social
dapat dilakuakan dengan cara. Observasi, yaitu metode penelitian yang
menggunakan alat indera. Dari segi macamnya observasi dapat dibedakan dalam
beberapa jenis, yaitu observasi
partisipasi, merupakan observasi yang observer atau peneliti ikut ambil
bagian dalam situasi yang akan diobservasi. Observasi
non-partisipasi, observasi ini merupak kebalikan dari observasi
partisipasi. Dalam observasi ini peneliti tidak ikut ambil bagian secara langsung
dalam penelitian. Observasi sistematis, yaitu
observasi ini dilaksanakan dengan menggunkan kerangka terlebih dahulu.
Observasi non-sistematis, yaitu observasi yang belum menggunakan kategorisasi
mengenai hal-hal yang akan diobservasi.
Selain dibedakan dari jenisnya,
Observasi juga dibedakan dari situasinya. free
situation observation, observasi ini dijalankan secara alami. Manipulated situation observation, observasi
ini bukan situasi yang alami atau dibuat. Partially
controlled situation observasi, observasi ini campuran dari observasi alami
dan yang tidak alami.
Materi observasi tergantung dari
tujuan observasi. Pencatatan observasi dengan cara segera atau on the spot
merupak langkah yang terbaik karena hal ini akan mengeliminasi hal-hal yang
tidak sebenarnya. Fakta dan interprestasi merupak hal yang perlu diperhatikan
dalam observasi. Dalam observasi hal-hal yang ingin dicari secara objektif
merupakan fakta sedangakn interprestasi merupak sudut pandang atau pendapat
dari peneliti. Fakta merupakan data yang objektif sedangkan interprestasi
merupakan pendaapt yang sifatnya subjektif.
Selain dengan cara observasi bisa juga
dengan cara kuesioner atau bisa juga disebut denga angket merupakan metode
penelitian denagn menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab. Kuesioner
dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu kuesioner
tertutup merupakan kuensioner yang pertanyaan sifatnya tertutup. Kuesioner terbuka merupakan kuensioner
yang mengandung pertanyaan yang sifatnya terbuka. Kuesioner terbuka-tertutup merupakan pertanyaan yang sifatnya
terbuka dan ada yang tertutup. Kuesioner ada yang secara langsung diberiakn
kepada responden dan ada juga kuesioner yang diberiak secara tidak langsung
atau melalui perantara.
Interview atau wawancara, tahapan
dalam wawancara ada pengantar wawancara, inti dari wawancara dan penutup
wawancara. Jenis dari wawancara itu ada yang wawancara bebas ini mengutamakan
pendapat, wawancara terarah ini diarahkan oleh peneliti atau pewawancara dan
wawancara bebas-terpimpin ini merupak wawancara kombinasi ada yang merupakan
pendaapt dan ada yang merupakan arahan dari pewawancara. Sosiometri merupakan
salah satu metode penelitian yang digunakan dalam psikologi social. Dengan
perkataan sosiometri telah memberikan pengertian tentang ukuran berteman. Jadi
denagn sosiometri orang dapat melihat bagaimana hubungan berteman seseorang dalam
kelompok dan juga bagaimana struktur hubungan dalam kelompok. Baik tidaknya
hubungan bisa dilihat dari beberapa segi, yaitu segi frekuensi hubungan, artinya sering tidaknya seseorang
menadakan hubungan atau kontak langsung dengan orang lain. Segi intensitas hubungan, artinya mendalam atau tidaknya seseorang
dalam mengadaakan hubungan social. Segi
popularitas hubungan, artinya banyak sedikitnya teman dalam hubungan sosial.
Metode analisis sosiometri ada
beberapa analisis yaitu analisis matrik, merupakan
table yang mengandunga baris dan kolom yang berisi angka. Analisis sosiogram, merupakan analisis yang menyuguhkan hasil
sosiometri dengan suatu gambar yang mencerminkan bagaimana hubungan individu
satu sama lain. Analisis indek, merupakan
analisis menghitung atau menetukan berapa besar indeks untuk masing-masing
individu dalam kelompok yang bersangkutan.
Indeks
kohesi kelompok, merupakan bagaimana para anggota kelompok saling menyukai satu
sama lain. Tes merupakan cara untuk mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak
dapat diungkapkan dengan metode lain.
VI.
Pada bab keenam
buku ini membahas tentang persepsi sosial. Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakn suatu stimulus oleh
individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Alat indera merupakan
penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Stimulus yang mengenai
individu itu kemudian diorganisasikan sehingga individu menyadari tentang apa
yang diinderakannya itu. Persepsi individu menyadari tentang keadaan lingkungan
yang ada disekitarnya. Dalam persepsi stimulusnya sama, tetapi pengalaman
berbeda. Kemampuan berfikir tidak sama adanya kemungkinan hasil persepsi antara
individu satu dengan yang lain tidak sama. Ini memberikan gambaran bahwa persepsi
itu memang bersifat individu. Factor yang berpengaruh pada persepsi ada dua
yaitu stimulus dan lingkungan sebagai factor eksternal dan individu sebagai
factor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi.
Kemudian mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi ada
dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian dan yang berhubungan
dengan segi psikologis.
Persepsi sosial, bila objek persepsi
terletak diluar orang yang mempersepsi maka objek persepsi dapat bermacam-macam,
yaitu berwujud benda, situasi, serta manusia. Dalam individu mempersepsikan
benda-benda mati bila dibandingkan dengan mempersepsikan manusia. Orang yang
dipersepsi dapat menjadi teman namun sebaliknya juga dapat menjadi lawan. Ini
berarti orang yang dipersepsi dapat memberiakan pengaruh terhadap orang yang
mempersepsi. Persepsi social merupak suatu proses seseorang untuk mengetahui
orang lain gambaran yang dipersepsi.
VII.
Pada bab ketujuh buku ini membahas tentang
teori atribusi. Teori ini merupakan teori yang ingin menjelaskan tentang
perilaku seseorang. Untuk mengetahui tentang orang-orang yang ada disekitarnya
melalui beberapa macam cara, yaitu melihat apa yang tampak oleh orang yang
bersangkutan secara fisik seperti penampilan, langsung menanyakan kepada yang
bersangkutan misalnya tentang pemikirannya, dan dari perilaku orang yang
bersangkutan.
Menurut Kelley perilaku itu dapat disebabkan oleh
factor internal dan eksternal. Untuk menentukan sesuatu perilaku apakah
atribusi internal atau atribusi eksternal atau juga internal-eksternal. Kelley
menggunakan tiga determinan Konsensus, yaitu bagaimana seseorang bereaksi bila
dibandingkan dengan orang-orang lain terhadap stimulus tertentu. Konsestensi,
yaitu bagaimana seseorang berperilaku terhadap stimulus yang sama dalam situasi
yang bebeda. Distinctiveness, yaitu bagaimana orang bereaksi terhadap stimulus
yang bebeda.
Beberapa sumber kesesatan atribusi, yaitu the fundamental attribution error, ini
merupakan sumber kesesatan yang disebabkan orang sangat menekankan pada factor
internal dalam melihat perilaku seseorang. The
actor-observer effect, ini merupakan sumber kesesatan dimana orang yang
melihat perilaku orang lain disebabkan karena factor dalam, sedangakn perilaku
dirinya disebabkan factor luar. The
self-serving bias, ini merupakan sumber kesesatan dimana orang memandang
bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat salah.
VIII.
Pada bab
kedelapan buku ini membahas tentang interaksi social. Interaksi social adalah
hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu daapt
mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Didalam interaksi social
kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain. Dalam pembahasan
interaksi social ada 3 faktor yang dibahas yaitu factor imitasi, merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Imitasi
tidak berlangsung secara otomatis tetapi ada factor lain yang ikut berperan.
Factor imitasi mempunyai peranan dalam interaksi social. Factor sugesti, merupakan pengaruh psikis, baik yang datang dari
diri sendiri maupun yang datang dari orang lain yang pada umumnya diterima
tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Sugesti dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, auto-sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri dan
hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain. Namun yang lebih
berperan adalah sugesti hetero-sugesti.
Peranan sugesti dan imitasi dalam interaksi social
hampir sama dengan yang lain namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal
imitasi orang yang mengimitasi keadaannya aktif, sedangkan yang diimitasi
adalah pasif. Dalam hal sugesti orang yang sengaja dengan secara aktif
memberikan pandangan-pandangan agar orang lain dapat menerima apa yang
diberikan. Ada hal-hal yang ada dalam sugesti yaitu, sugesti akn mudah diterima
oleh orang lain bila daya berfikir kritisnya dihambat, sugesti akan mudah
diterima oleh orang lain bila kemapuan berfikirnya terpecah-belah, sugesti akan
mudah diterima orang lain bila materinya mendapatkan dukungan orang banyak,
sugesti kan mudah diterima oleh orang lain bila yang memberikan materi itu
orang yang mempunyai otoritas,dan sugesti akan mudah diteriama orang lain
apabila pada orang yang berasangkutan telah ada pendapat yang mendahului yang
searah. Factor identifikasi, merupakan
dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain. Didalam
identifikasi anak akan mengambil oper sikap-sikap atau norma-norma dari orang
tuanya yang dijadikan tempat identifikasi itu. Factor simpati, selain factor-faktor lain factor simpati juga
mempunyai peranan dalam interaksi social. Simpati merupakan perasaan tertarik
kepada orang lain. Perasaan itu akan muncul atas dasar perasaan atau emosi.
IX.
Pada bab IX buku
ini membahas tentang komunikasi. Manusia pada dasarnya adalah makhluk social,
manusia secara alami selalu membutuhkan hubungan atau komunikasi dengan manusia
yang lain, manusia secara alami mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan
manusia lain. Dengan komunikasi seseorang daapt menyampaikan informasi kepada
orang lain secara timabal balik. Dalam komunikasi ada terdapat beberapa unsure,
yaitu komunikator atau penyampai, pesan atau messager, media atau saluran dan
peneriam pesan atau komunikan. Komunikator sebagai penyampaian pesan perlu
menyampaikan pesan dengan baik agar pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan.
Pesan yang diterima berupa isyarat kemudian diterima dan dimengerti dan juga
ditanggapi. Tanggapan itu penting karena merupakan umpan balikyang menunjukkan
bagaimana pesan itu diterima oleh komunikan. Proses komunikasi itu berlangsung
secara komunikator memberikan pesan kepada komunikan, komunikan meneriam pesan
tersebut dan tercapainya pengertian bersama mengenai pesan.
Jenis komunikasi ada dua yaitu, komunikasi searah
bila dalam komunikasi itu tidak ada umpan balik dan komunikasi dua arah adalah
komunikasi yang menempatkan komunikasi lebih aktif atau bisa disebut
mendapatkan tanggapan atau umpan balik.
X.
Pada bab
kesepuluh buku ini membahas tentang kelompok. Kelompok adalah sekumpulan
individu-individu yang saling berinteraksi dan saling memepengaruhi satu sama
lain. Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan
manusia yang lain, maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan
masyarakat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa dalam masyarakat didapati adanya
berbagai macam kelompok yang cukup bervariasi misalnya kelompok belajar,
pedagang, kelompok tani, pendaki gunung dan lainnya. Macam kelompok yaitu
kelompok primer adalah kelompok yang mempunyai interaksi social yang cukup
intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota lain cukup
baik. Kelompok ini juga sering disebut face to face group, anggota kelompok
satu sering bertemu dengan anggota kelompok lain. Kelompok sekunder adalah
kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila dibandingakan
kelompok primer. Ada juga kelompok daapt dibedakan dari segi kelompok formal
dan kelompok informal.
Norma kelompok merupakan norma yang tidak tetap,
dalam arti bahwa norma kelompok itu dapat berubah sesuai dengan keadaan yang
dihadapi kelompok. Kohesi kelompok merupakan perhatian anggota kelompok,
bagaiman anggota kelompok saling tertarik dengan yang lainnya.
XI.
Pada bab
kesebelas buku ini membahas tentang kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan
merupakan suatu deskripsi tentang kegiatan seseorang yang dinilai sebagai
pemimpin dan terdapat aspek-aspek seperti 1). Sebagai posisi pusat 2).
Peranannya sebagai memberi arah 3). Sebagai penggerak dari aktivitas 4). Memberikan
bentuk dalam kegiatan 5). Memberikan bentuk dalam kegiatan secara terarah dan
jelas. Kepemimpina lebih dititik beratkan pada segi fungsi daripada segi
struktur.
Teori-teori
pemimpin dan kepemimpinan seperti
a.
Greatman theory
Kelompok teori ini
mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin yang berhasil.
b.
Environmental
theory
Pandangan ini
menempatkan factor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin.
c.
Personal
situational theory
Pandangan ini melihat
pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi dimana
individu berada.
d.
Interaction
expectation theory
Teori ini mengarah
kepada suatu pandangan bahwa kelompok yang dipimpin itu bukan sekedar merupaka
objek saja, tetapi juga mengarah kepada subjek yang memiliki keinginan untuk
ikut ambil bagian didalamnya.
e.
Humanistic
theory
Teori ini lebih melihat
pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu atau kelompok yang dipimpin untuk
memotivasi agar dapat mencapai tujuan bersama.
f.
Exchange theory
Adanya interaksi antara
pemimpin dengan yang dipimpin harapan adanya perubahan yang dipimpin akan
berartisipasi secara aktif.
Dalam
kepemimpinan ada pemimpin formal dan informal. Fungsi pemimpin yang utama
adalah:
a.
Bertugas
memberikan struktur yang jelas dan situasi
yang rumit yang dihadapi oleh kelompoknya.
b.
Bertugas
mengawasi dan menyalurkan perilaku kleompok
c.
Bertugas sebagai
juru bicara kelompok yang dipimpinnya.
d.
Seorang
perancang
e.
Seorang pembuat
kebijakan
f.
Seorang pemberi
hadiah dan hukuman
g.
Seorang panutan
h.
Seorang symbol
kelompok
Tipe
pemimpin ada yang tipe institusional, dominan, dan persuasive.
XII.
Pada bab kedua belas ini membahas tentang
massa. Massa adalah suatu kumpulan individu. Yang berkumpul dan
mengadakanhubungan untuk sementara waktukarena minat dan kepentingan bersama
yang sementara pula. Mennicke membedakan massa menjadi dua yaitu
a.
Massa abstrak
adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya perbedaan minat,
persamaan hati, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur
yang jelas.
b.
Massa konkrit
adalah massa yang mempunyai cirri adanya ikatan batin, adanya persamaan norma
dan mempunyai struktur yang jelas.
Massa
itu mempunyai psikologi tersendiri, Sifat-sifat massa itu seperti impulsive,
mudah sekali tersinggung, sugestibel, tidak rasional dan adanya social
facilitator.
Latar
belakang psikologis timbulnya massa, salah satu pandangan berpendapat bahwa
manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau
keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan perumusan atau pemenuhan.
Dalam kehidupan masyarakat adanya norma-norma atau aturan tertentu yang
merupakan pedoman yang membatasi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Salah
satu analisis mengenai perbuatan massa yang didasarkan atas factor psikologis
yang mendasari, yaitu orang bertindak dalam massa atas dasar dorongan atau
keinginan yang muncul dari bwah sadar yang semula ditekan. Tetapi bila telah terjadi
gerakan massa maka pimpinan yang dikehendaki adalah pimpinan yang tegas dalam
bertindak. Pimpinan yang ragu-ragu akan membuat massa menjadi kacau dan
kehilangan arah. Karena itu ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang berani
muncul ditengah-tengah massa maka dialah yang akan memegang massa itu.
XIII.
Pada bab ketiga
belas buku ini membahas tentang sikap, sikap yang ada pada seseorang akan
memberikan warna pada perilaku orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap
seseorang orang dapat menduga bagaimana perilaku yang akan diambil oleh orang
yang bersangkutan terhadap suatu masalah yang dihadapkan kepadanya. Sikap dan
perilaku, perilaku seseorang akan diwarnai atau dilatarbelakangi oleh sikap
yang ada pada orang yang bersangkutan. Namun tidak semua ahli berpendapat bahwa
perilaku itu dilatarbelakangi oleh sikap yang ada pada diri yang bersangkutan.
Orang tidak dapat mengukur sikap secara langsung maka akan diukur adalah sikap
yang menampak, dan sikap yang menampak adalah perilaku. Karena itu bila orang
dapat menetralisir pengaruh terhadap perilaku maka akan jelas bahwa sikap mempunyai
kaitan dan perilaku. Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Struktur sikap mempunyai tiga komponen
yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Analisis fungsi sikap ada empat yaitu,
a.
Funsi
instrumental atau fungsi penyesuaian, sikap ini merupakan sarana untuk mencapai
tujuan.
b.
Fungsi
pertahanan ego, sikap ini merupakan usaha untuk mempertahankan akunya atau
egonya.
c.
Fungsi eksperisi
nilai merupakan sikap seseorang untuk mengeksperisikan nilai yang ada dalam
dirinya.
d.
Fungsi
pengetahuan merupakan sikap untuk ingin dimengerti untuk memperoleh
pengetahuan.
Determinan sikap meliputi beberapa
factor yang dianggap penting yaitu,
a.
Faktor
psikologis
b.
Faktor
pengalaman langsung terhadap objek sikap
c.
Faktor kerangka
acuan, dan
d.
Factor
komunikasi social
Ada beberapa ciri-ciri sikap adalah
a.
Sikap itu tidak
dibawa sejak lahir
Karena
sikap tidak dibawa sejak lahir maka sikap sebagai daya dorong akan bebeda motif
biologis yang juga sebagai daya dorong.
b.
Sikap itu selalu
berhubungan dengan objek sikap,
c.
Sikap dapat
tertuju pada suatu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan
objek-objek,
d.
Sikap itu dapat
berlangsung lama atau sebentar,
e.
Sikap itu
mengandung factor perasaan dan motivasi.
Terbentuknya sikap itu dipengaruhi oleh dua factor
internal seperti fisiologis dan psikologis, sedangkan factor eksternal seperti
pengalaman, situasi, norma, hambatan dan dorongan.
XIV.
Pada bab keempat
belas buku ini membahas tentang pembentukan sikap dan pengubahan sikap. Secara
garis besar pembentukan sikap itu ditentukan oleh dua factor pokok yaitu,
a.
Factor individu
itu sendiri atau factor dalam merupakan bagaimana sikap individu menanggapi
dunia luarnya bersifat selektif, apa yang datang dari luar tidak semuanya dapat
diterima tetapi individu mengadakan selektif mana yang akan diterima dan mana
yang akan ditolak.
b.
Factor luar atau
ekstern merupakan hal-hal yang ada diluar dari individu yang akan menjadi
stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
Berkaiatan dengan perubahan sikap ada
beberapa teori yaitu,
a.
Teori Rosenberg
Teori ini
memusatkan perhatiannya pada hubungan komponen kognitif dan afektif. Komponen
kognitif tidak hanya mencakup pengetahuan tentang sikap, melainkan juga
mencakup kepercayaan tentang hubungan objek
sikap dengan nilai yang ada pada diri individu. Sedangkan komponen
afektif berhubungan dengan bagaimana perasaan yang timbul pada seseorang yang
menyertai sikapnya dapat positif tetapi ada juga sikap negative. Hubungan kedua
komponen ini saling berkaitan mak apabila komponen kognitif berubah maka
komponen afektifnya juga berubah.
b.
Teori Festinger
Teori ini
menompong tentang sikap yang dikaitkan dengan perilaku yang nyata daalm
tndakannya konsisten satu sama lainnya. Hubungan antara elemen satu dengan yang
lain sangat relevan.
Faktor-faktor yang mengubah sikap
diantaranya, adalah:
a.
Factor kekuatan
Dapat memberikan
situasi yang dapat mengubah sikap. Kekuatan ini bermacam-macam bentuknya,
misalnya kekuatan ekonomis dan kekuatan yang berwujud peraturan-peraturan.
b.
Berubahnya norma
kelompok
Bila seseorang
menginternalisasi norma kelompok maka yang akan menjadi norma kelompok akan
diambil oper dan dijadikan norma sendiri.
c.
Berubahnya
membership group
Ini akan
mengubah sikap seseorang, dengan berubahnya membership group maka dapat berubah
pula norma-norma yang ada dalam diri individu.
d.
Berubahnya
reference group
Hal ini juga
akan dapat mengubah sikap seseorang
e.
Membentuk kelompok
baru
Dengan membentuk
kelompok baru maka norma akan menjadi baru juga.
Pengubahan
sikap secara langsung, yaitu yang menjadi sasaran yang ingin dirubah
mendapatkan pemikiran mengenai,
a.
Pesan
Pesan merupakan
materi yang akan diberikan kepada pihak komunikan dengan pengharapan agar apa
yang diberikan itu dapat diterima oleh pihak komunikasi secara baik.
b.
Komunikator
Suatu pesan yang
sama tetapi membawakan berbeda akan dapat terdapat perbedaan dalam menerima
pesan tersebut.
c.
Komunikan
komunikan merupakan sasaran komunikator untuk menyampaikan pesan.
XV.
Pada bab kelima belas buku ini membahas
tentang pengukuran sikap. Mengukur suatu sikap bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah. Salah satu hal yang sulit dalam psikologi adalah mengukur objek yang
dipelajari tidak menampak, tidak dapat dilihat langsung. Pengukuran sikapa
harus distandarisasikan.
Variasi dari hasil pengukuran sikap
meliputi,
a.
Keadaan objek
yang diukur
Keadaan yang
sesungguhnya dari objek yang diukur harus menerminkan keadaan yang benar-benar.
b.
Situasi
pengukuran
Pengukuran dalam
situasi yang berbeda juga dapat menimbulkan hasil pengukuran yang berbeda.
c.
Alat ukur yang
digunakan
Alat ukur sangat
berpengaruh dengan hasil pengukuran
d.
Penyelenggaraan
pengukuran
Dapat
menghasilkan pengukuran yang berbeda.
e.
Pembacaan dan
penilaian hasil pengukuran
Jika seseorang
mengantuk dalam mengadakan pengukuran maka hasilnya akan salah baca.
Alat
ukur yang baik bila alat ukur itu valid dan reabel. Disamping itu juga harus
teliti, suatu alat yang baik itu harus reabel dan handal. Cara pengukuran dapat
dilakukan secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai keterangan
tentang suatu masalah yang dihadapkan kepadanya. Sedangkan pengukuran secara
tidak langsung dengan menggunakan tes.
Pengukuran
sikap secara langsung tidak berstruktur merupakan pengukuran sikap yang cukup
sederhana dalam arti tidak diperlukan persiapan yang cukup mendalam guna mengadakan
pengukuran sikap tersebut bila dibandingkan dengan cara-cara lain.
Pengukuran
secra langsung berstruktur, cara ini akan dikemukakan dengan bentuk model
seperti,
a.
Pengukuran sikap
model Bogardus dalam model ini menggunakan skala, Bolgardus berpendapat bahwa
ada tingkatan intensitas hubungan yang berbeda dari suatu golongan terhadap
golongan lain.
b.
Pengukuran sikap
model Thurstone dalam model ini juga menggunakan skala. Daalam skal ini
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disusun sedemikian rupa hingga merupakan
rentangan yang favorabel sampai unfavorable.
c.
Pengukuran sikap
model Likert model ini juga menggunakan skala Libert. Skala dikenal sebagai
skala summated ratings method.
Pengukuran sikap secara tidak langsung yaitu
menggunkana alat-alat tes.
KEPENGARANGAN
Nama Prof(emr).
Dr. Bimo Walgito, tempat tanggal lahir Yogyakarta, 05 Agustus 1929. Status
beliau Emeritus, pendidikan beliau S1 Fak. Paedagogi, UGM, 1960 dan S3 Program
Pascasarjana UGM, 1991. Bidang ilmu beliau
psikologi. Penghargaan yang pernah diraih beliau yaitu Penghargaan
Kesetiaan 25 tahun mengabdi UGM
dan Satyalancana Karya Satya 30 tahun
dari Presiden RI.
KEPADA SIAPA BUKU INI DITULIS
Buku
ini ditulis bukan hanya sekedar untuk masyarakat kampus tetapi juga untuk
masyarakat luas agar mengetahui bagaimana interaksi social antar individu yang
baik dan memahami perilaku setiap individu dalam pergaulan dengan lingkungan
sekitarnya.
KEUNGGULAN
Buku
ini memberikan masukan dan pandangan yang menarik tentang psikologi social
dimana dalam buku ini mengemukakan bagaimana interaksi social individu dengan
lingkungannya. Buku ini bagus dibaca untuk kalangan mahasiswa untuk menambah
wawasan dalam hubungan interaksi dengan masyarakat dan lingkungannya.
KEKURANGAN
Kekurangannya
mungkin hanya terletak pada pengetika kata-kata ada yang kata yang salah satu
hurufnya ketinggalan, serta kata-kata dalam buku ini yang mengemukakan
pengertian-pengertian dalam bahasa inggris namun tanpa ada pengertian yang
lebih lanjut. Kekurangan dari buku ini adalah masih ada penulisan kata yang
salah (tidak sesuai EYD).
SIMPULAN
Psikologi adalah ilmu tentang prilaku atau
aktivitas-aktivitas dan perilaku atau aktivitas-aktvitas tersebut merupakan
manifestasi dari kehidupan kejiwaan. Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu
social lain seperti antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan sebagainya. Sebagamana
diketahui perilaku yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya,
tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Dalam lingkungan
kehidupan manusia terdapat lingkungan manusia atau lingkungan social. Manusia
sebagai makhluk berkembangan, maka manusia dapat mengalami perubahan-perubahan
sebagai akibat dari perkembangannya, baik perubahan pada segi kejasmanian
maupun perubahan pada segi psikologisnya.
Metode yang digunakan dalam psikologi social dapat
dilakuakan dengan cara. Observasi, yaitu metode penelitian yang menggunakan
alat indera. Juga ada metode Interview atau wawancara, tahapan dalam wawancara
ada pengantar wawancara, inti dari wawancara dan penutup wawancara. Dan Metode analisis sosiometri ada beberapa
analisis yaitu analisis matrik, merupakan
table yang mengandunga baris dan kolom yang berisi angka.
Interaksi social adalah hubungan antara individu
satu dengan individu yang lain, individu satu daapt mempengaruhi individu yang
lain atau sebaliknya. Manusia pada dasarnya adalah makhluk social, manusia
secara alami selalu membutuhkan hubungan atau komunikasi dengan manusia yang
lain, manusia secara alami mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia
lain. Kelompok adalah sekumpulan individu-individu yang saling berinteraksi dan
saling memepengaruhi satu sama lain.Dalam kelompok ada kepemimpinan merupakan
suatu deskripsi tentang kegiatan seseorang yang dinilai sebagai pemimpin dan
terdapat aspek-aspek seperti 1). Sebagai posisi pusat 2). Peranannya sebagai
memberi arah 3). Sebagai penggerak dari aktivitas 4). Memberikan bentuk dalam
kegiatan 5). Memberikan bentuk dalam kegiatan secara terarah dan jelas.
Dari kelompok terbebtuklah massa, Massa adalah suatu
kumpulan individu. Yang berkumpul dan mengadakanhubungan untuk sementara
waktukarena minat dan kepentingan bersama yang sementara pula. Sikap yang ada
pada seseorang akan memberikan warna pada perilaku orang yang bersangkutan. Pembentukan
sikap dan pengubahan sikap. Secara garis besar pembentukan sikap itu ditentukan
oleh dua factor pokok yaitu, Factor individu itu sendiri dan Factor luar.
Mengukur suatu sikap bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Salah satu hal yang
sulit dalam psikologi adalah mengukur objek yang dipelajari tidak menampak.
SARAN
Buku adalah sumber dari orang menimba
ilmu baik yang muda maupun yang sidah lanjut usia. Buku ini bagus dimiliki oleh
semua pihak yang ingin lebih memahami tentang psikologi sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar