expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 26 Mei 2014

MEREVIEW BUKU PSIKOLOGI SOSIAL (Suatu Pengantar)


IDENTITAS BUKU
Judul buku           : Psikologi sosial (suatu pengantar)
Penulis                 : Prof. Dr. Bimo Walgito
Penerbit               : ANDI OFFSET
Cetakan               : II, 1994
Tebal halaman     : 158 halaman
Harga                   : -
Kota terbit           : Yogyakarta
Cover                   : Berwarna
          Sebelum saya membahas lebih jauh tentang buku ini, saya akan membahas tentang judul buku. Buku ini berjudul Psikologi sosial, buku ini memberikan informasi tentang bagaimana perilaku manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya, sikap dan tentang pembentukan serta perubahan sikap.

TUJUAN PENGARANG BUKU
Tujuannya adalah demi kebutuhan semua pihak dan kebutuhan untuk menulis buku ini. Untuk memberikan gambaran secara garis besarnya, secara pokok-pokoknya dengan uraian yang leih rinci tentang psikologi sosial. Buku dipersembahkan untuk semua pihak namun yang paling utamanya khususnya kepada Gadjah Mada University Press yang telah memberikan kesempatan hingga tulisan dapat diterbitkan dalam bentuk cetakan.

TUJUAN MEREVIEW BUKU
Tujuannya adalah yang pertama adalah untuk mengetahui identitas buku sebuah buku, mulai dari judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit dan tebal buku. Tujuan yang kedua adalah untuk mendapatkan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku, dan tujuan yang ketiga adalah untuk memenuhi tugas take home dari Dosen Pengampu mata pelajaran pendidikan IPS 1.

SINOPSIS
I.          Pada bab pertama buku ini membahas tentang pengertian. Pengertian dibagi beberapa bagian yang pertama pengertian psikologi adalah ilmu tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas dan perilaku atau aktivitas-aktvitas tersebut merupakan manifestasi dari kehidupan kejiwaan. Itu tadi tentang psikologi sekarang tentang psikologi sosialnya. Psikologi social adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dalam konteks interaksi social. Interaksi social adalah adanya hubungan antara individu satu sama dengan yang lain, psikologi social memfokuskan pada perilaku individu.
Letak psikologi social dalam sistematika psikologi. Sebagai ilmu khususnya sebagai ilmu yang mandiri. Dilihat dari segi perkembangannya psikologi dapat dibedakan atas psikologi yang filosofis dan psikologi empiris. Dalam psikologi empiris dapat dibedakan menjadi dua yaitu psikologi umum dan psikologi khusus, psikologi sosial merupakan salah satu jenis psikologi khusus.
II.       Pada bab yang kedua buku ini membahas tentang hubungan psikologi social dengan ilmu-ilmu social lain. Manusia menjadi objek dari psikologi menjadi objek dari ilmu-ilmu social lain, misalnya sosiologi. Tinjauan sosiologi yang penting adalah bentuk hidup bermasyarakat, struktur dan fungsinya dari kelompok dari kelompok lain hingga kelompok besar. Sedangkan tinjauan psikologi yang penting adalah perilaku itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang ddorong motif tertentu hingga manusia itu berbuat atau berperilaku. Perilaku manusia sebagai suatu respon terhadap stimulus yang diterimanya menjadi tinjauan dari berbagai macam ilmu antara lain antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan sebagainya. Perilaku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan merupakan tinjauan antropologi. Sosiologi juga meninjau perilaku manusia dalam kaitannya dengan hidup bermasyarakat.
III.    Pada bab ketiga buku ini membahas tentang perilaku manusia. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu. Sebagamana diketahui perilaku yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Berbeda dengan pandangan kaum behavioris adalah pandangan dari aliran kognitif yaitu memandang perilaku manusia merupakan respon dari stimulus namun dalam diri manusia itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya.
          Jenis perilaku ada dua yaitu perilaku alami yaitu perilaku yang dibawa sejak lahir, sedangkan perilaku refleksi yaitu perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai individu yang bersangkutan. Pembentukan perilaku, cara membentuk perilaku sesuai dengan yang diharapkan. Pertama, pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara ini membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan contohnya biasakan bangun pagi. Kedua, pembentukan perilaku dengan pengertian. Dengan cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian. Ketiga, pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Disamping cara-cara pembentukan perilaku yang telah disebutkan pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Beberapa teori perilaku, diantaranya teori insting, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi.
IV.    Pada bab keempat buku ini membahas tentang manusia dengan lingkungannya. Dalam lingkungan kehidupan manusia terdapat lingkungan manusia atau lingkungan sosial. Hubungan antara individu dengan lingkungan social yang menjadi focus pembicaraan dalam lapangan psikologi social.
                    Manusia sebagai makhluk berkembangan, maka manusia dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari perkembangannya, baik perubahan pada segi kejasmanian maupun perubahan pada segi psikologisnya. Manusia itu dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya perkembangan pada diri manusia dan dalam perkembangan manusia itu factor pembawaan dan factor lingkungan secara bersama-sama mempunyai peranan walaupun tidak mengingkari adanya teori-teori yang lain.
                    Manusia sebagai makhluk individual dan social, karena manusia sebagai makhluk individu maka dalam tindakannya manusia kadang-kadang menjurus kepada kepentingan pribadi. Namun karena manusia juga sebagai makhluk social dalam tindakan-tindakannya manusia juga sering menjurus kepada kepentingan-kepentingan masyarakat. Dengan kata lain manusia itu pada hakekatnya merupakan makhluk sosial maka secara alami manusia membutuhkan hubungan dengan orang lain, manusia itu secara alami mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan keadaan sekitar.
                    Beberapa macam hubungan manusia dengan lingkungannya, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan fisik adalah lingkungan kealaman, misalnya keadaan tanah, keadaan musim. Lingkungan fisik yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan individu. Misalnya keadaan alam yang tandus akan memberikan pengaruh yang berbeda bila dibandingkan dengan keadaan alam yang subur. Sedangkan lingkungan social adalah yang merupaka lingkungan masyarakat yang didalamnya terdapat interaksi individu dengan individu yang lain. Lingkungan social dapat dibedakan menjadi dua 1). Lingkungan social primer, yaitu lingkungan social dimana terdapat hubungan yang erat antara individu satu dengan yang lain, lingkungan social primer lebih mendalam daripada lingkungan social sekunder. 2). Lingkungan social sekunder, yaitu lingkungan social dimana hubungan satu denagn yang lain agak longgar, individu satu dengan yang lain kurang saling mengenal.
                    Hubungan atau sikap individu terhadap lingkungan dapat terjadi seperti Individu menolak lingkungan, yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Individu menerima lingkungannya, yaitu bila keadaan lingkungan sesuai atau cocok dengan keadaan individu. Individu bersikap netral atau statuskuo, yaitu bila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi individu tidak mengambil langkah-langkah bagaimana sebaiknya.
V.        Pada bab kelima buku ini membahas tentang metode dalam psikologi social. Metode yang digunakan dalam psikologi social dapat dilakuakan dengan cara. Observasi, yaitu metode penelitian yang menggunakan alat indera. Dari segi macamnya observasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu observasi partisipasi, merupakan observasi yang observer atau peneliti ikut ambil bagian dalam situasi yang akan diobservasi. Observasi non-partisipasi, observasi ini merupak kebalikan dari observasi partisipasi. Dalam observasi ini peneliti tidak ikut ambil bagian secara langsung dalam penelitian. Observasi sistematis, yaitu observasi ini dilaksanakan dengan menggunkan kerangka terlebih dahulu.
                    Observasi non-sistematis, yaitu observasi yang belum menggunakan kategorisasi mengenai hal-hal yang akan diobservasi.  
                    Selain dibedakan dari jenisnya, Observasi juga dibedakan dari situasinya. free situation observation, observasi ini dijalankan secara alami. Manipulated situation observation, observasi ini bukan situasi yang alami atau dibuat. Partially controlled situation observasi, observasi ini campuran dari observasi alami dan yang tidak alami.
                    Materi observasi tergantung dari tujuan observasi. Pencatatan observasi dengan cara segera atau on the spot merupak langkah yang terbaik karena hal ini akan mengeliminasi hal-hal yang tidak sebenarnya. Fakta dan interprestasi merupak hal yang perlu diperhatikan dalam observasi. Dalam observasi hal-hal yang ingin dicari secara objektif merupakan fakta sedangakn interprestasi merupak sudut pandang atau pendapat dari peneliti. Fakta merupakan data yang objektif sedangkan interprestasi merupakan pendaapt yang sifatnya subjektif.
                    Selain dengan cara observasi bisa juga dengan cara kuesioner atau bisa juga disebut denga angket merupakan metode penelitian denagn menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab. Kuesioner dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu kuesioner tertutup merupakan kuensioner yang pertanyaan sifatnya tertutup. Kuesioner terbuka merupakan kuensioner yang mengandung pertanyaan yang sifatnya terbuka. Kuesioner terbuka-tertutup merupakan pertanyaan yang sifatnya terbuka dan ada yang tertutup. Kuesioner ada yang secara langsung diberiakn kepada responden dan ada juga kuesioner yang diberiak secara tidak langsung atau melalui perantara.
                    Interview atau wawancara, tahapan dalam wawancara ada pengantar wawancara, inti dari wawancara dan penutup wawancara. Jenis dari wawancara itu ada yang wawancara bebas ini mengutamakan pendapat, wawancara terarah ini diarahkan oleh peneliti atau pewawancara dan wawancara bebas-terpimpin ini merupak wawancara kombinasi ada yang merupakan pendaapt dan ada yang merupakan arahan dari pewawancara. Sosiometri merupakan salah satu metode penelitian yang digunakan dalam psikologi social. Dengan perkataan sosiometri telah memberikan pengertian tentang ukuran berteman. Jadi denagn sosiometri orang dapat melihat bagaimana hubungan berteman seseorang dalam kelompok dan juga bagaimana struktur hubungan dalam kelompok. Baik tidaknya hubungan bisa dilihat dari beberapa segi, yaitu segi frekuensi hubungan, artinya sering tidaknya seseorang menadakan hubungan atau kontak langsung dengan orang lain. Segi intensitas hubungan, artinya mendalam atau tidaknya seseorang dalam mengadaakan hubungan social. Segi popularitas hubungan, artinya banyak sedikitnya teman dalam hubungan sosial.
                    Metode analisis sosiometri ada beberapa analisis yaitu analisis matrik, merupakan table yang mengandunga baris dan kolom yang berisi angka. Analisis sosiogram, merupakan analisis yang menyuguhkan hasil sosiometri dengan suatu gambar yang mencerminkan bagaimana hubungan individu satu sama lain. Analisis indek, merupakan analisis menghitung atau menetukan berapa besar indeks untuk masing-masing individu dalam kelompok yang bersangkutan.
          Indeks kohesi kelompok, merupakan bagaimana para anggota kelompok saling menyukai satu sama lain. Tes merupakan cara untuk mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak dapat diungkapkan dengan metode lain.
VI.    Pada bab keenam buku ini membahas tentang persepsi sosial. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakn suatu stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderakannya itu. Persepsi individu menyadari tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya. Dalam persepsi stimulusnya sama, tetapi pengalaman berbeda. Kemampuan berfikir tidak sama adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama. Ini memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individu. Factor yang berpengaruh pada persepsi ada dua yaitu stimulus dan lingkungan sebagai factor eksternal dan individu sebagai factor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi. Kemudian mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi ada dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian dan yang berhubungan dengan segi psikologis.
                    Persepsi sosial, bila objek persepsi terletak diluar orang yang mempersepsi maka objek persepsi dapat bermacam-macam, yaitu berwujud benda, situasi, serta manusia. Dalam individu mempersepsikan benda-benda mati bila dibandingkan dengan mempersepsikan manusia. Orang yang dipersepsi dapat menjadi teman namun sebaliknya juga dapat menjadi lawan. Ini berarti orang yang dipersepsi dapat memberiakan pengaruh terhadap orang yang mempersepsi. Persepsi social merupak suatu proses seseorang untuk mengetahui orang lain gambaran yang dipersepsi.
VII.  Pada bab ketujuh buku ini membahas tentang teori atribusi. Teori ini merupakan teori yang ingin menjelaskan tentang perilaku seseorang. Untuk mengetahui tentang orang-orang yang ada disekitarnya melalui beberapa macam cara, yaitu melihat apa yang tampak oleh orang yang bersangkutan secara fisik seperti penampilan, langsung menanyakan kepada yang bersangkutan misalnya tentang pemikirannya, dan dari perilaku orang yang bersangkutan.
Menurut Kelley perilaku itu dapat disebabkan oleh factor internal dan eksternal. Untuk menentukan sesuatu perilaku apakah atribusi internal atau atribusi eksternal atau juga internal-eksternal. Kelley menggunakan tiga determinan Konsensus, yaitu bagaimana seseorang bereaksi bila dibandingkan dengan orang-orang lain terhadap stimulus tertentu. Konsestensi, yaitu bagaimana seseorang berperilaku terhadap stimulus yang sama dalam situasi yang bebeda. Distinctiveness, yaitu bagaimana orang bereaksi terhadap stimulus yang bebeda.
Beberapa sumber kesesatan atribusi, yaitu the fundamental attribution error, ini merupakan sumber kesesatan yang disebabkan orang sangat menekankan pada factor internal dalam melihat perilaku seseorang. The actor-observer effect, ini merupakan sumber kesesatan dimana orang yang melihat perilaku orang lain disebabkan karena factor dalam, sedangakn perilaku dirinya disebabkan factor luar. The self-serving bias, ini merupakan sumber kesesatan dimana orang memandang bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat salah.
VIII.   Pada bab kedelapan buku ini membahas tentang interaksi social. Interaksi social adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu daapt mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Didalam interaksi social kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain. Dalam pembahasan interaksi social ada 3 faktor yang dibahas yaitu factor imitasi, merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Imitasi tidak berlangsung secara otomatis tetapi ada factor lain yang ikut berperan. Factor imitasi mempunyai peranan dalam interaksi social. Factor sugesti, merupakan pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Sugesti dapat dibedakan menjadi dua yaitu, auto-sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri dan hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain. Namun yang lebih berperan adalah sugesti hetero-sugesti.
Peranan sugesti dan imitasi dalam interaksi social hampir sama dengan yang lain namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal imitasi orang yang mengimitasi keadaannya aktif, sedangkan yang diimitasi adalah pasif. Dalam hal sugesti orang yang sengaja dengan secara aktif memberikan pandangan-pandangan agar orang lain dapat menerima apa yang diberikan. Ada hal-hal yang ada dalam sugesti yaitu, sugesti akn mudah diterima oleh orang lain bila daya berfikir kritisnya dihambat, sugesti akan mudah diterima oleh orang lain bila kemapuan berfikirnya terpecah-belah, sugesti akan mudah diterima orang lain bila materinya mendapatkan dukungan orang banyak, sugesti kan mudah diterima oleh orang lain bila yang memberikan materi itu orang yang mempunyai otoritas,dan sugesti akan mudah diteriama orang lain apabila pada orang yang berasangkutan telah ada pendapat yang mendahului yang searah. Factor identifikasi, merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain. Didalam identifikasi anak akan mengambil oper sikap-sikap atau norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat identifikasi itu. Factor simpati, selain factor-faktor lain factor simpati juga mempunyai peranan dalam interaksi social. Simpati merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Perasaan itu akan muncul atas dasar perasaan atau emosi.
IX.    Pada bab IX buku ini membahas tentang komunikasi. Manusia pada dasarnya adalah makhluk social, manusia secara alami selalu membutuhkan hubungan atau komunikasi dengan manusia yang lain, manusia secara alami mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia lain. Dengan komunikasi seseorang daapt menyampaikan informasi kepada orang lain secara timabal balik. Dalam komunikasi ada terdapat beberapa unsure, yaitu komunikator atau penyampai, pesan atau messager, media atau saluran dan peneriam pesan atau komunikan. Komunikator sebagai penyampaian pesan perlu menyampaikan pesan dengan baik agar pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan. Pesan yang diterima berupa isyarat kemudian diterima dan dimengerti dan juga ditanggapi. Tanggapan itu penting karena merupakan umpan balikyang menunjukkan bagaimana pesan itu diterima oleh komunikan. Proses komunikasi itu berlangsung secara komunikator memberikan pesan kepada komunikan, komunikan meneriam pesan tersebut dan tercapainya pengertian bersama mengenai pesan.
Jenis komunikasi ada dua yaitu, komunikasi searah bila dalam komunikasi itu tidak ada umpan balik dan komunikasi dua arah adalah komunikasi yang menempatkan komunikasi lebih aktif atau bisa disebut mendapatkan tanggapan atau umpan balik.
X.       Pada bab kesepuluh buku ini membahas tentang kelompok. Kelompok adalah sekumpulan individu-individu yang saling berinteraksi dan saling memepengaruhi satu sama lain. Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia yang lain, maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa dalam masyarakat didapati adanya berbagai macam kelompok yang cukup bervariasi misalnya kelompok belajar, pedagang, kelompok tani, pendaki gunung dan lainnya. Macam kelompok yaitu kelompok primer adalah kelompok yang mempunyai interaksi social yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok lain. Kelompok sekunder adalah kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila dibandingakan kelompok primer. Ada juga kelompok daapt dibedakan dari segi kelompok formal dan kelompok informal.
Norma kelompok merupakan norma yang tidak tetap, dalam arti bahwa norma kelompok itu dapat berubah sesuai dengan keadaan yang dihadapi kelompok. Kohesi kelompok merupakan perhatian anggota kelompok, bagaiman anggota kelompok saling tertarik dengan yang lainnya.
XI.    Pada bab kesebelas buku ini membahas tentang kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan merupakan suatu deskripsi tentang kegiatan seseorang yang dinilai sebagai pemimpin dan terdapat aspek-aspek seperti 1). Sebagai posisi pusat 2). Peranannya sebagai memberi arah 3). Sebagai penggerak dari aktivitas 4). Memberikan bentuk dalam kegiatan 5). Memberikan bentuk dalam kegiatan secara terarah dan jelas. Kepemimpina lebih dititik beratkan pada segi fungsi daripada segi struktur.
Teori-teori pemimpin dan kepemimpinan seperti
a.       Greatman theory
Kelompok teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin yang berhasil. 
b.      Environmental theory
Pandangan ini menempatkan factor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin.
c.       Personal situational theory
Pandangan ini melihat pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi dimana individu berada.
d.      Interaction expectation theory
Teori ini mengarah kepada suatu pandangan bahwa kelompok yang dipimpin itu bukan sekedar merupaka objek saja, tetapi juga mengarah kepada subjek yang memiliki keinginan untuk ikut ambil bagian didalamnya.
e.       Humanistic theory
Teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu atau kelompok yang dipimpin untuk memotivasi agar dapat mencapai tujuan bersama.
f.       Exchange theory
Adanya interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin harapan adanya perubahan yang dipimpin akan berartisipasi secara aktif.
Dalam kepemimpinan ada pemimpin formal dan informal. Fungsi pemimpin yang utama adalah:
a.       Bertugas memberikan struktur yang jelas  dan situasi yang rumit yang dihadapi oleh kelompoknya.
b.      Bertugas mengawasi dan menyalurkan perilaku kleompok
c.       Bertugas sebagai juru bicara kelompok yang dipimpinnya.
d.      Seorang perancang
e.       Seorang pembuat kebijakan
f.       Seorang pemberi hadiah dan hukuman
g.      Seorang panutan
h.      Seorang symbol kelompok
Tipe pemimpin ada yang tipe institusional, dominan, dan persuasive.
XII.  Pada bab kedua belas ini membahas tentang massa. Massa adalah suatu kumpulan individu. Yang berkumpul dan mengadakanhubungan untuk sementara waktukarena minat dan kepentingan bersama yang sementara pula. Mennicke membedakan massa menjadi dua yaitu
a.       Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya perbedaan minat, persamaan hati, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas.
b.      Massa konkrit adalah massa yang mempunyai cirri adanya ikatan batin, adanya persamaan norma dan mempunyai struktur yang jelas.
          Massa itu mempunyai psikologi tersendiri, Sifat-sifat massa itu seperti impulsive, mudah sekali tersinggung, sugestibel, tidak rasional dan adanya social facilitator.
          Latar belakang psikologis timbulnya massa, salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan perumusan atau pemenuhan. Dalam kehidupan masyarakat adanya norma-norma atau aturan tertentu yang merupakan pedoman yang membatasi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Salah satu analisis mengenai perbuatan massa yang didasarkan atas factor psikologis yang mendasari, yaitu orang bertindak dalam massa atas dasar dorongan atau keinginan yang muncul dari bwah sadar yang semula ditekan. Tetapi bila telah terjadi gerakan massa maka pimpinan yang dikehendaki adalah pimpinan yang tegas dalam bertindak. Pimpinan yang ragu-ragu akan membuat massa menjadi kacau dan kehilangan arah. Karena itu ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang berani muncul ditengah-tengah massa maka dialah yang akan memegang massa itu.
XIII.   Pada bab ketiga belas buku ini membahas tentang sikap, sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna pada perilaku orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang orang dapat menduga bagaimana perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu masalah yang dihadapkan kepadanya. Sikap dan perilaku, perilaku seseorang akan diwarnai atau dilatarbelakangi oleh sikap yang ada pada orang yang bersangkutan. Namun tidak semua ahli berpendapat bahwa perilaku itu dilatarbelakangi oleh sikap yang ada pada diri yang bersangkutan. Orang tidak dapat mengukur sikap secara langsung maka akan diukur adalah sikap yang menampak, dan sikap yang menampak adalah perilaku. Karena itu bila orang dapat menetralisir pengaruh terhadap perilaku maka akan jelas bahwa sikap mempunyai kaitan dan perilaku. Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Struktur sikap mempunyai tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif.  Analisis fungsi sikap ada empat yaitu,
a.       Funsi instrumental atau fungsi penyesuaian, sikap ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan.
b.      Fungsi pertahanan ego, sikap ini merupakan usaha untuk mempertahankan akunya atau egonya.
c.       Fungsi eksperisi nilai merupakan sikap seseorang untuk mengeksperisikan nilai yang ada dalam dirinya.
d.      Fungsi pengetahuan merupakan sikap untuk ingin dimengerti untuk memperoleh pengetahuan.
          Determinan sikap meliputi beberapa factor yang dianggap penting yaitu,
a.       Faktor psikologis
b.      Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap
c.       Faktor kerangka acuan, dan
d.      Factor komunikasi social
          Ada beberapa ciri-ciri sikap adalah
a.       Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
          Karena sikap tidak dibawa sejak lahir maka sikap sebagai daya dorong akan bebeda motif biologis yang juga sebagai daya dorong.
b.      Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap,
c.       Sikap dapat tertuju pada suatu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek,
d.      Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar,
e.       Sikap itu mengandung factor perasaan dan motivasi. 
Terbentuknya sikap itu dipengaruhi oleh dua factor internal seperti fisiologis dan psikologis, sedangkan factor eksternal seperti pengalaman, situasi, norma, hambatan dan dorongan.
XIV.   Pada bab keempat belas buku ini membahas tentang pembentukan sikap dan pengubahan sikap. Secara garis besar pembentukan sikap itu ditentukan oleh dua factor pokok yaitu,
a.       Factor individu itu sendiri atau factor dalam merupakan bagaimana sikap individu menanggapi dunia luarnya bersifat selektif, apa yang datang dari luar tidak semuanya dapat diterima tetapi individu mengadakan selektif mana yang akan diterima dan mana yang akan ditolak.
b.      Factor luar atau ekstern merupakan hal-hal yang ada diluar dari individu yang akan menjadi stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
          Berkaiatan dengan perubahan sikap ada beberapa teori yaitu,
a.       Teori Rosenberg
Teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan komponen kognitif dan afektif. Komponen kognitif tidak hanya mencakup pengetahuan tentang sikap, melainkan juga mencakup kepercayaan tentang hubungan objek  sikap dengan nilai yang ada pada diri individu. Sedangkan komponen afektif berhubungan dengan bagaimana perasaan yang timbul pada seseorang yang menyertai sikapnya dapat positif tetapi ada juga sikap negative. Hubungan kedua komponen ini saling berkaitan mak apabila komponen kognitif berubah maka komponen afektifnya juga berubah.
b.         Teori Festinger
Teori ini menompong tentang sikap yang dikaitkan dengan perilaku yang nyata daalm tndakannya konsisten satu sama lainnya. Hubungan antara elemen satu dengan yang lain sangat relevan.
          Faktor-faktor yang mengubah sikap diantaranya, adalah:
a.       Factor kekuatan
Dapat memberikan situasi yang dapat mengubah sikap. Kekuatan ini bermacam-macam bentuknya, misalnya kekuatan ekonomis dan kekuatan yang berwujud peraturan-peraturan.
b.      Berubahnya norma kelompok
Bila seseorang menginternalisasi norma kelompok maka yang akan menjadi norma kelompok akan diambil oper dan dijadikan norma sendiri.
c.       Berubahnya membership group
Ini akan mengubah sikap seseorang, dengan berubahnya membership group maka dapat berubah pula norma-norma yang ada dalam diri individu.
d.      Berubahnya reference group
Hal ini juga akan dapat mengubah sikap seseorang
e.       Membentuk kelompok baru
Dengan membentuk kelompok baru maka norma akan menjadi baru juga.
          Pengubahan sikap secara langsung, yaitu yang menjadi sasaran yang ingin dirubah mendapatkan pemikiran mengenai,
a.         Pesan
Pesan merupakan materi yang akan diberikan kepada pihak komunikan dengan pengharapan agar apa yang diberikan itu dapat diterima oleh pihak komunikasi secara baik.
b.         Komunikator
Suatu pesan yang sama tetapi membawakan berbeda akan dapat terdapat perbedaan dalam menerima pesan tersebut.
c.         Komunikan komunikan merupakan sasaran komunikator untuk menyampaikan pesan.
XV.  Pada bab kelima belas buku ini membahas tentang pengukuran sikap. Mengukur suatu sikap bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Salah satu hal yang sulit dalam psikologi adalah mengukur objek yang dipelajari tidak menampak, tidak dapat dilihat langsung. Pengukuran sikapa harus distandarisasikan.
          Variasi dari hasil pengukuran sikap meliputi,
a.       Keadaan objek yang diukur
Keadaan yang sesungguhnya dari objek yang diukur harus menerminkan keadaan yang benar-benar.
b.      Situasi pengukuran
Pengukuran dalam situasi yang berbeda juga dapat menimbulkan hasil pengukuran yang berbeda.
c.       Alat ukur yang digunakan
Alat ukur sangat berpengaruh dengan hasil pengukuran
d.      Penyelenggaraan pengukuran
Dapat menghasilkan pengukuran yang berbeda.
e.       Pembacaan dan penilaian hasil pengukuran
Jika seseorang mengantuk dalam mengadakan pengukuran maka hasilnya akan salah baca.
          Alat ukur yang baik bila alat ukur itu valid dan reabel. Disamping itu juga harus teliti, suatu alat yang baik itu harus reabel dan handal. Cara pengukuran dapat dilakukan secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai keterangan tentang suatu masalah yang dihadapkan kepadanya. Sedangkan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan tes. 
          Pengukuran sikap secara langsung tidak berstruktur merupakan pengukuran sikap yang cukup sederhana dalam arti tidak diperlukan persiapan yang cukup mendalam guna mengadakan pengukuran sikap tersebut bila dibandingkan dengan cara-cara lain.
          Pengukuran secra langsung berstruktur, cara ini akan dikemukakan dengan bentuk model seperti,
a.       Pengukuran sikap model Bogardus dalam model ini menggunakan skala, Bolgardus berpendapat bahwa ada tingkatan intensitas hubungan yang berbeda dari suatu golongan terhadap golongan lain.
b.      Pengukuran sikap model Thurstone dalam model ini juga menggunakan skala. Daalam skal ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan yang favorabel sampai unfavorable.
c.       Pengukuran sikap model Likert model ini juga menggunakan skala Libert. Skala dikenal sebagai skala summated ratings method.
Pengukuran sikap secara tidak langsung yaitu menggunkana alat-alat tes.   

KEPENGARANGAN
          Nama Prof(emr). Dr. Bimo Walgito, tempat tanggal lahir Yogyakarta, 05 Agustus 1929. Status beliau Emeritus, pendidikan beliau S1 Fak. Paedagogi, UGM, 1960 dan S3 Program Pascasarjana UGM, 1991. Bidang ilmu beliau  psikologi. Penghargaan yang pernah diraih beliau yaitu Penghargaan Kesetiaan 25 tahun mengabdi UGM dan Satyalancana Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI.

KEPADA SIAPA BUKU INI DITULIS
          Buku ini ditulis bukan hanya sekedar untuk masyarakat kampus tetapi juga untuk masyarakat luas agar mengetahui bagaimana interaksi social antar individu yang baik dan memahami perilaku setiap individu dalam pergaulan dengan lingkungan sekitarnya.

KEUNGGULAN
          Buku ini memberikan masukan dan pandangan yang menarik tentang psikologi social dimana dalam buku ini mengemukakan bagaimana interaksi social individu dengan lingkungannya. Buku ini bagus dibaca untuk kalangan mahasiswa untuk menambah wawasan dalam hubungan interaksi dengan masyarakat dan lingkungannya.

KEKURANGAN
          Kekurangannya mungkin hanya terletak pada pengetika kata-kata ada yang kata yang salah satu hurufnya ketinggalan, serta kata-kata dalam buku ini yang mengemukakan pengertian-pengertian dalam bahasa inggris namun tanpa ada pengertian yang lebih lanjut. Kekurangan dari buku ini adalah masih ada penulisan kata yang salah (tidak sesuai EYD).

SIMPULAN
Psikologi adalah ilmu tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas dan perilaku atau aktivitas-aktvitas tersebut merupakan manifestasi dari kehidupan kejiwaan. Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu social lain seperti antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan sebagainya. Sebagamana diketahui perilaku yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Dalam lingkungan kehidupan manusia terdapat lingkungan manusia atau lingkungan social. Manusia sebagai makhluk berkembangan, maka manusia dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari perkembangannya, baik perubahan pada segi kejasmanian maupun perubahan pada segi psikologisnya.
Metode yang digunakan dalam psikologi social dapat dilakuakan dengan cara. Observasi, yaitu metode penelitian yang menggunakan alat indera. Juga ada metode Interview atau wawancara, tahapan dalam wawancara ada pengantar wawancara, inti dari wawancara dan penutup wawancara.  Dan Metode analisis sosiometri ada beberapa analisis yaitu analisis matrik, merupakan table yang mengandunga baris dan kolom yang berisi angka.
Interaksi social adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu daapt mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Manusia pada dasarnya adalah makhluk social, manusia secara alami selalu membutuhkan hubungan atau komunikasi dengan manusia yang lain, manusia secara alami mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia lain. Kelompok adalah sekumpulan individu-individu yang saling berinteraksi dan saling memepengaruhi satu sama lain.Dalam kelompok ada kepemimpinan merupakan suatu deskripsi tentang kegiatan seseorang yang dinilai sebagai pemimpin dan terdapat aspek-aspek seperti 1). Sebagai posisi pusat 2). Peranannya sebagai memberi arah 3). Sebagai penggerak dari aktivitas 4). Memberikan bentuk dalam kegiatan 5). Memberikan bentuk dalam kegiatan secara terarah dan jelas.
Dari kelompok terbebtuklah massa, Massa adalah suatu kumpulan individu. Yang berkumpul dan mengadakanhubungan untuk sementara waktukarena minat dan kepentingan bersama yang sementara pula. Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna pada perilaku orang yang bersangkutan. Pembentukan sikap dan pengubahan sikap. Secara garis besar pembentukan sikap itu ditentukan oleh dua factor pokok yaitu, Factor individu itu sendiri dan Factor luar. Mengukur suatu sikap bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Salah satu hal yang sulit dalam psikologi adalah mengukur objek yang dipelajari tidak menampak.

SARAN
          Buku adalah sumber dari orang menimba ilmu baik yang muda maupun yang sidah lanjut usia. Buku ini bagus dimiliki oleh semua pihak yang ingin lebih memahami tentang psikologi sosial. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar