BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
FILSAFAT
dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut
bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian
lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering
pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat
mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan
hidup iku menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh
karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab,
pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai
filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang
lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya. Dalam
pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan sendiri
adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap
masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas
pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang
filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya.
B.
RUMUSAN MASLAH
a. Bagaimanakah manusia dengan tujuan hidupnya?
b. Bagaimana tujuan pendidikan?
c. Bagaimana tujuan filsafat pendidikan?
C.
TUJUAN
PENULISAN
a.
Untuk mengetahui bagaimana manusia dengan tujuan
hidupnya.
b.
Mengetahui tujuan pendidikan
c.
Mengetahui tujuan filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manusia dan
Tujuan Hidupnya
Manusia
adalah satu jenis makhluk hidup yang jadi anggota populasi permukaan bumi
ini.Ia adalah suatu himpunan yang memiliki ciri khas tersendiri yang tidak
dimiliki oleh sekian juta makhluk hidup lainnya. Manusia selama ini hidup
selalu berusaha dan berjuang untuk memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara
menggunakan daya dan tenaga alam untuk kepentingan dirinya. Digunakannya Tanah,
air, udara, api, sinar dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lamatterie
(1709-1751), seorang filosof perancis mengatakan bahwa tidak ada beda manusia
dengan binatang. Sedangkan yang membedakan manusia dengan jenis makhluk lainnya
adalah terletak pada sifat-sifat kehidupan rohaninya, yaitu manusia memiliki
potensi akal budi. Dengan akal iadapat menghubungkan sebab dan akibat, dapat
menghubungkan masa lalu dan masa yang akan datang, dapat mengerti
lambang-lambang dan bahasa. Dan dengan akal budi manusia memunyai cita-cita dan
tujuan hidupnya.[1]
Tujuan
hidup manusia jelas nampak ialah bagaimana memudahkan hidup ini, dan bagaimana
menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi suatu negara dan bangsa dan
bagaimana melindungi diri dan bangsa mereka dari segala gangguan, hambatan,
rintangan, dan marabahaya yang mengancam kelestarian dan kelanggengan serta
kelangsungan hidup bangsa itu dari masa ke masa[2]
1.
Tujuan hidup
manusia mengalami proses perkembangan
Kehidupan manusia sebagaimana dijelaskan diatas tadi, memerlukan
perjuangan yang keras untuk mempertahankan hidup, hidup dengan suasana serba
sulit, serba ketakutan, sengsara dan tidak merasakan kebahagiaan hidup
.sehingga juga tujuan hidup mereka tidak begitu jelas, atau hampir tidak ada
sama sekali. Kehidupan mereka tidak lebih dari hanya untuk mengisi perut,
melindungi dirinya dan keluarganya dari serangan binatang buas, marabahaya dan
lain sebagainya. Perkembangan kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat
hingga sekarang ini menurut Edward Burner Tylor(1832-1917), seorang
berkebangsaan inggris, manusia melalui tiga fase perkembangan : from
savagery(kekejaman), through barbarism(kebiadaban) to
civilization (kepada peradaban) dan dalam tingkatan manusia berperadaban
inilah, manusia mengenal peralatan, mulai mengetahui manfaatnya api untuk
membakar dan lain sebagainya. Artinya kehidupan manusia mulai meningkat dan
jumlah variasinya bertambah banyak, dan tujuan hidup merekapun semakin
bertambah jelas untuk mencari kepuasan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup baik
dari dirinya sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat disekitarnya, baik
lahiriah maupun rohaniahnya.
Dan kini manusia sudah berada pada abad Cybemetica, yakni
abad ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan ditandainya abad ini sebagai abad
ilmu pengetahuan dan teknologi.Maka manusia merasa lebih mudah, cepat dan lebih
merasakan kenikmatan dalam usaha manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang belum
pernah dicapai umat manusia berabad-abad sebelumnya.
2.
Tujuan hidup
bangsa indonesia
Sejak negara indonesia ini merdeka, tujuan itu telah ada dan jelas,
sebagaimana tercantum didalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang
menyebutkan bahwa yang menjadi cita-cita kemerdekaan yaitu untuk membentuk
suatu pemerintahan negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia
dan seluruh tumpah darah indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial dan untuk manusia indonesia yang dicita-citakan dan menjadi tujuan hidup
bangsa terkandung dalam jiwa pancasila yaitu manusia yang bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan manusia yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Itulah antara lain yang menjadi cita-cita
Proklamasi dan cita-cita nasional bangsa Indonesia.
Cita-cita dan tujuan yang lebih terperinci dan terarah yang ingin
dicapai untuk membangun manusia indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat
indonesia sebagaimana telah dijelaskan dalam pola umum GBHN tentang: Arah
Pembangunan Jangka Panjang, sebagai berikut:
a.
Pembangunan
Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
b.
Pembangunan
jangka panjang dilaksanakan secara bertahap.
c.
Sasaran utama
Pembangunan Jangka panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa
indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.
3.
Tujuan hidup
manusia menurut pandangan islam
Setiap manusia muslim perlu menyadari tujuan hidup kemudian
berusaha untuk menyesuaikan segala aktivitas dan langkah-langkah dalam
kehidupannya sehari-hari dengan tujuan hidup yang sesuai dengan tuntutan agama.
Orang yangtidak memahami dan menyadari tujuan hidupnya seperti seorang nahkoda
kapal yang kehilangan petunjuk arah dalam berlayar di tengah lautan lepas.
Dikemudikannya kapal di tengah lautan lepas yang tidak tentu arah , sehingga
lama kelamaan bahan bakar habis dan kapal pun karam serta tenggelam ke dasar
laut yang amat dalam.
Untuk menentukan tujuan hidup haruslah dipahami terlebih dahulu
untuk apa sebenarnya manusia hidup atau diturunkan Allah kemuka bumi ini
menurut islam.
Adapun tujuan Allah menjadikan Manusia, Sebagaimana dalam
Firman-Nya dalam surat Al-Baqarah 21:
$pkr'¯»t â¨$¨Y9$# (#rßç6ôã$# ãNä3/u Ï%©!$# öNä3s)n=s{ tûïÏ%©!$#ur `ÏB öNä3Î=ö6s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs? ÇËÊÈ
Artinya:
Hai manusia, beribadahlah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan
kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, supaya kamu menjadi taqwa atau taat
kepada Allah.(QS.Al Baqarah 21)
Sesuai dengan pengertian ayat di atas maka tujuan hidup manusia dan
orang-orang beriman ialah beribadah atau mengabdi kepada Allah, yang Maha Kuasa
dan Maha Pencipta Alam Semesta ini.
Dalam sebuah ayat yang lain Allah berfirman:
!$tBur (#ÿrâÉDé& wÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsur ß`Ï ÏpyJÍhs)ø9$# ÇÎÈ
Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus.(QS. Al Bayyinah: 5)
Jadi tujuan hidup kita sebagai manusia muslim adlah menyembah,
mengabdi dan berbakti kepada Allah SWT. Artinya bahwa megabdikan diri kepada-Nya
harus sesuai dengan kehendak-Nya. Semua aktivitas dalam kehidupan manusia
seharusnya sesuai dengan petunjuk dan aturan-Nya, baik dalam kehidupan
individu, keluarga, Masyarakat maupun dalam kehidupan bernegara; baik sebbagai
masyarakat awam maupun sebagai pejabat penguasa, sebagai orang yang tidak punya
maupun sebagai orang jutawan , baik
dalam mencari maupun menafkahkan harta.[3]
B.
Tujuan Pendidikan
Setiap perbuatan pendidikan adalah bagian dari
suatu proses yang diharapkan untuk menuju kesuatu tujuan dan tujuan-tujuan
akhir yang pada umumnya pada esensinya ditentukan oleh masyarakat yang
dirumuskan secara singkat dan padat.
a.
Tujuan
pendidikan di Indonesia
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan Nasional bab II
Pasal 4, menyebutkan: “pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejaheraan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b.
Fungsi tujuan
pendidikan
Tujuan
pendidikan pengertiannya sebenarnya sudah terlingkup didalam pengertian
pendidikan sebagai usaha secara sadar yang berarti bahwa usaha tersebut
mengalami permulaan dan mengalami pula akhirnya.Ada usaha yang terhenti karena
mengalami kegagalan sebelum mencapai tujuan, namun usaha baru berakhir kalau
tujuan akhir telah tercapai. Dari pengertian tersebut maka jelas bahwa fungsi
tujuan pendidikan yaitu:
1)
Mengakhiri
tujuan itu
2)
Mengarahkan
tujuan itu
3)
Suatu tujuan
dapat pula merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik
merupakan tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.
4)
Memberi nilai
pada usaha-usaha itu.
Brubacher menguraikan fungsi tujuan
pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya bersifat normative
yaitu:
1)
Tujuan
pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif.
2)
Tujuan
pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus
mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.
3)
Tujuan
pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau menyediakan
kriteria-kriteria dalam menilai proses pendidikan.
Dengan demikian
menurut Brubacher bahwa sebelum seseorang mengadakan perubahan kurikulum
kemudian tujuan pendidikan tidak hanya akan memberi arah pendidikan tetapi juga
harus memberikamn motivasi. Tujuan adala nilai, jika nilai, dihargai dan
diinginkan. Tujuan juga mempunyai fungsi menyediakan kriteria-kriteria untuk
mengevaluasi proses pendidikan.
c.
Cara menentukan
Tujuan Pendidikan
Menurut para ahli pendidkan seperti
John S. Brubacher bahwa dapat menetapakn tujuan pendidikan dapat ditempuh tiga
cara atau pendekatan yatu:
1)
A Historical
Analysis of social institutions approach
Atau pendekatan melalui analisa histori lembaga-lembaga sosial
adalah suatu pendekatan yang berorientasi kepada realita yang sudah ada dan
yang telah tumbuh sepanjang sejarah bangsa itu.
2)
A Socialogical
analysis of current life approach
Yaitu pendekatan yang berdasarkan pada analisa tentang kehidupam
yang aktual, dengan pendekatan ini dapat dilukiskan kenyataan kehidupan melalui
analisa deskriptif tentang seluruh kehidupan masyarakat baik aktivitas
anak-anak, oramg dewasa dan motivasi mereka terhadap aktivitas tersebut.
3)
Normative
philosophy approach
Yaitu
pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normative seperti filsafat Negara dan
moral.
Jadi dalam
menentukan tujuan pendidikan maka filsafat dan pandangan hidup merupakan dasar
utama.Dari pandangan hidup dan filsafat hidup itulah kemudian Negara menentukan
cita-cita kehidupan dan kehidupan ideologi dari Negara itu biasanya disebut
dengan filsafat Negara.
d.
Kriteria
Kualifikasi Tujuan Pendidikan
Menurut Dewey ada tiga kriteria buat
tujuan pendidikan yang baik, yaitu:
1)
Tujuan yang
sudah ada haruslah menciptakan perkembangan yang lebih baik dari pada kondisi
yang suadah ada sebelumnya.
2)
Suatu tujuan
itu haruslah fleksibel dan dapat diubah-ubah yang disesuaikan menurut keadaan.
3)
Tujuan itu
harus menunjukkan kebebasan kegiatan.
Tujuan
berarti penerimaan tanggung jawab untuk observasi, perkiraan dan
persiapan-persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu fungsi
pendidikan.Pikiran John Dewey tentang tujuan pendidikan dikemukakan bahwa
pendidikan itu pada dasarnya tidak mempunyai tujuan, hanya saja orang-orangnya,
para orang tua dan guru-guru lainnya yang mana merekalah sebenarnya yang
mempunyai tujuan dan bukanlah ide yang abstrak seperti pendidikan. Atau dengan
kata lain bahwa karakteristik tujuan pendidikan yang baik itu antara lain:
1). Suatu
tujuan pendidikan harus ditegakkan aktivitas dan keperluan yang sebenarnya dari
orang-orang tertentu yang harus dididik.
2). Suatu
tujuan haruslah dapat diterjemahkan menjadi suatu metode kerjasama dengan
kegiatan-kegiatan anak yang sedang mengalami pengajaran.
3). Dan para
pendidik haruslah berhati-hati terhadap tujuan yang nenurut perkiraan bersifat
umum.
e.
Sasaran Tujuan
dan Tujuan Tertinggi dan pendidikan
Adapun secara
umum tujuan pendidikan sebagai dunia cita dirumuskan secara singkat, padat.
Rumusan yang padat tentang tujuan pendidikan seperti kematangan dan integritas
pribadi, kiranya belumlah memberikan suatu makna yang jelas dan masih kurang
bersifat operatif, sehingga menimbulkan bermacam-macam interprestasi mengenai
integritas pribadi sebagaimana yang dikemukakan para ahli, antara lain:
4)
Pragmatis,
beranggapan bahwa integritas itu tidak pernah final (berakhir).
5)
Kaum religious,
berpendapat bahwa kesempurnaan adalah kebijakan kepada Tuhan dan kepada sesama
manusia.
6)
Kaum
Naturalisme berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan adalah dari
potensi-potensi manusia untuk menjadi kenyataan didalam tindakan nyata.
Dan ada
pula yang merinci tujuan pendidikan dalam bentuk taksonomi (sistem
pengklasifikasian yang kumulatif dan mempunyai kronologis waktu), meliputi:
1)
Pembinaan
kepribadian (nilai formal)
a)
Sikap
b)
Daya piker
praktis rasional
c)
Obyektivitas
d)
Loyalitas
kepada bangsa dan ideology
e)
Sadar
nilai-nilai moral dan agama
2)
Pembinaan aspek
pengetahuan (niali materiil), yaitu materi ilmu itu sendiri.
3)
Pembinaan aspek
kecakapan, keterampilan (skill) nilai praktis.
4)
Pembinaaan
jasmani yang sehat
Dalam rincian tujuan pendidikan dalam bentuk taksonomi dari
klasifikasi tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom dalam
tiga kategori, atau dengan singkat dapat dijelaskan bahwa taksonomi Bloom
tersebut meliputi:
1)
Kemampuan
kognitif , yang berhubungan dengan aspek intelektual.
2)
Kemampuan
apektif, mengenai aspek emosi.
3)
Kemampuan
psikomotor, meliputi aspek keseimbangan antara fisik dan psikis serta keahlian.
Berdasarkan
uraian diatas telah dapat memberikan gambaran luas tentang lingkup dan tujaun
yang dikehendaki oleh pendidikan.Manusia yang dibina melalui pendidikan adalah
meningkatkan kualitas titik-titik totalitas seseorang sebagaimana makhluk individual
dan makhluk sosial.Artinya pendidikan yang diperlukan harus mampu menumbuhkan
dan mengambangkan potensi pribadi dan masyarakat.[4]
C.
Tujuan Filsafat Pendidikan
Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi
fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan.[5]
Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan dapat membawa anak kearah tingkat kedewasaan. Artinya membawa anak didik agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya ditengah-tengah masyarakat.
Ada empat macam tujuan pendidikan yang
tingkatan dan luasnya berlainan yaitu tujuan pendidikan nasional,
tujuan institusional dan tujuan kurikuler.
a.
Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu membangun kualitas yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga Negara yang
berjiwa pancasila yang
mempunyai semangat dan kesadaran yang
tinggi, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian
yang kuat, cerdas, terampil dan dapat mengembangkan dan menyuburkan tingkat demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesame manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu megembangkan daya estetika,
sanggup membangun diri dan masyarakat.
b.
Tujuan Intitusional
Adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang
harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
c.
Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan
yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang
sebenarnya merupakan tujuan intitusional dari oleh bagan pendidikan tersebut.
d.
Tujuan instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa dan anak didik sesudah melewati kegiatan instruksional
yang bersangkuatan dengan berhasil[6]
Tujuan filsafat pendidikan
yang lainnya yaitu:
1.
Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia,
lebih mendidik dan membangun diri sendiri.
2.
Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
3.
Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangna
yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
4. Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebab itu mengetahuai
pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
5.
Bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan
istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti misalnya ilmu mendidik
Tujuan filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari
beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat mengembangkan pendidikan itu
sendiri yaitu :
1. Idealisme 4.
Humanisme
2.
Realisme 5. Behaviorisme
BAB III
SIMPULAN
Tujuan
hidup manusia jelas nampak ialah bagaimana memudahkan hidup ini, dan bagaimana
menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi suatu negara dan bangsa dan
bagaimana melindungi diri dan bangsa mereka dari segala gangguan, hambatan,
rintangan, dan marabahaya yang mengancam kelestarian dan kelanggengan serta
kelangsungan hidup bangsa itu dari masa ke masa
Tujuan pendidikan di Indonesia
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang system
pendidikan Nasional bab II Pasal 4, menyebutkan: “pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesejaheraan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat
pendidikan yang dapat mengembangkan pendidikan itu sendiri yaitu :
1.
Idealisme
2.
Realisme
3.
Pragmatisme
4. Humanisme
5.
Behaviorisme
6.
konstruktivisme
DAFTAR PUSTAKA
Indar, Djumbersyah. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya
Abditama
Jalalluddin dan Abdullah. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya media
Pratama.
Noorsam, Muhammad. 1986. Filsafat Kependidikan dan dasar filsafat kependidikan pancasila, Surabaya
Usaha Nasional.
Prasetya.1997.
Filsafat Pendidikan.Bandung: CV Pustaka Setia.
[1]Drs.H.M.
Djumberansyah Indar.Filsafat Pendidikan. (Surabaya: Karya Abditama, 1994)h. 75
[2] Drs. Prasetya. Filsafat
Pendidikan. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997) h.178
[3]Drs.H.M. Djumberansyah Indar.Op.
Cit.h. 77-82
[4]Drs H. M. Djumberansyah Indar, M.1Pd. Filsafat Pendidikan.(Surabaya: Karya Abditama. 1994)h. 84-95.
[7]
Muhammad Noorsam, Filsafat Kependidikan
dan dasar
filsafat kependidikan
pancasila,
Surabaya Usaha Nasional. 1986, hal
52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar