BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Bimbingan sebagai program kegiatan disekolah memiliki layanan dan fungsi
bimbingan adalah usaha untuk membantu siswa agar yang bersangkutan dapat
mengenali dirinya sendiri, dapat menentukan keputusannya sendiri secara tepat
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta dapat memecahkan
kesulitan-kesulitan hidupnya. Selanjutnya,
yang menjadi persoalan adalah bagaimana dan dalam bentuk apa usaha maupun
layanan yang diberikan kepada siswa tersebut sehingga bimbingan benar-benar
bermanfaat bagi siswa.
- Rumusan masalah
- Apa saja jenis layanan dan kegiatan yang terdapat dalam bimbingan konseling?
- Jelaskan pengertian dan tujuan layanan tersebut?
- Jelaskan jenis dan metode serta pelaksanan layanan tersebut?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Layanan
orientasi
Layanan
orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak
dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukannlah hal yang selalu dapat
berlangsung dengan mudah dan menyenangkan
bagi setiap orang. Ibarat seseorang yang baru pertama kali datang ke
sebuah kota besar, maka ia berada dalam keadaan serba “buta”, buta tentang arah yang hendak dituju,
buta tentang jalan-jalan, dan buta
tentang itu dan ini. Akibat dari kebutaannya
itu, tidak jarang ada yang
tersesat dan tidak mencapai apa yang hendak ditujunya. Demikian juga bagi siswa
baru di sekolah dan atau bagi
orang-orang yang baru memasuki suatu dunia kerja, mereka belum banyak mengenal
tentang lingkungan yang baru dimasukinya.[1]
Hasil yang
diharapkan dari layanan orientasi ialah mempermudah penyesuaian diri siswa
terhadap kehidupan sosial, kegiatan belajar dan kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua siswa dengan memahami kondisi,
situasi dan tuntutan sekolah anaknya akan dapat memberikan dukungan yang
diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya. Dengan demikian dapat dipahami
ahwa fungsi utama yang didukung oleh layanan orientasi ini adalah fungsi pemahaman dan pencegahan[2].
1.
Layanan
orientasi di sekolah
Bagi siswa,
ketidakkenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan lembaga pendidikan
(sekolah) yang di sekolah baru dimasukinya itu dapat memperlambat kelangsungan
proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari itu dapat
membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh sebab itu, mereka
perlu diperkenalkan
dengan berbagai hal tentang lingkungan lembaga pendidikan yang baru itu.
Individu yang memasuki lingkungan baru
perlu segera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang
perlu diketahui itu pada garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik
(seperti gedung-gedung, peralatan, kemudahan-kemudahan fisik), materi dan
kondisi kegiatan (seperti jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung,
syarat-syarat bekerja, suasana kerja), peraturan dan berbagai ketentuan lainnya
(seperti disiplin,hak dan kewajiban), jenis personal yang ada, tugas
masing-masing dan saling hubungan di antara mereka. Untuk lingkungan sekolah
misalnya materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:
a.
Sistem penyelenggaraan
pendidikan pada umumnya
b.
Kurikulum yang ada
c.
Penyelenggaraan
pengajaran
d.
Kegiatan belajar siswa
yang diharapkan
e.
Sistem
penilaian,ujian,dan kenaikan kelas
f.
Fasilitas dan sumber
belajar yang ada (seperti ruang kelas,laboratorium,perpustakaan,ruang praktek)
g.
Fasilitas penunjang
(sarana olahraga dan rekreasi,pelayanan kesehatan,pelayanan bimbingan dan
konseling,kafetaria,dan tata usaha)
h.
Staf pengajar dan tata
usaha
i.
Hak dan kewajiban siswa
j.
Organisasi siswa
k.
Organisasi orang tua
siswa
l.
Organisasi sekolah
secara menyeluruh.
2.
Metode Layanan
Orientasi Sekolah
Keluasan
dan kedalaman masing-masing pokok materi di atas yang disampaikan kepada siswa
disesuaikan dengan jenjang sekolah dan tingkat perkembangan anak. Untuk
anak-anak yang baru memasuki kelas satu SD, tentulah materi-materi tersebut
tidak perlu (dan tidak dapat) disampaikan kepada anak-anak yang masih sangat
muda. Pokok-pokok materi itu sebaiknya disampaikan kepada orang tua murid.
Pemahaman orang tua terhadap berbagi materi itu akan membantu mereka memberikan
kemudahan dan pelayanan kepada anak-anak mereka untuk dapat mengikuti
pendidikan di SD dengan sebaik-baiknya.
3.
Layanan
orientasi di luar sekolah
Demikian juga indinidu-individu yang memasuki lingkungan
baru di luar (seperti pegawai baru, anggota baru suatu organisasi, bekas
narapidana yang kembali kemasyarakat setelah sekian lama menjalani masa
hukumannya, dan tidak terkecuali pengantin baru) memerlukan orientasi tentang
lingkungan barunya itu. Dengan orientasi itu proses penyesuaian
diri atau penyesuaian diri kembali akan memperoleh sokongan yang amat berarti.
Cara penyajian orientasi
di luar sekolah sangat tergantung
pada jenis orientasi yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya.
Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat Perkawinan”, “Pusat Rehabilitasi
Narapidana”, ”Pusat Orientasi Tenaga Kerja”, dan lain-lain dapat dibentuk dan
konselor menjadi tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus dimasyarakat
itu.[3]
4.
Tujuan layanan
orientasi disekolah
Pada bidang bimbingan ini layanan
orientasi berperan dalam pemberian pengenalan diantaranya:
a) Memberikan kemudahan
penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial
b) Penyesuaian
kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa.
c) Memberikan
pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisisituasi dan tuntutan sekolah
anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan
belajar anaknya.
Pelaksanaan
Layanan Orientasi
Layanan
orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara seperti ceramah, tanya
jawab, dan diskusi yang selanjutnya dilengkapi dengan peragaan, selebaran,
tayangan foto, atau video atau peninjauan ketempat yang dimaksud(misalnya ruang
kelas, labolatorium, perpustakaan dan lain-lain) meskipun materi orientasi
dapat diberikan oleh guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas, guru mata
pelajaran, namun seluruh kegiatan itu direncanakan oleh guru pembimbing. Pemberian materi orientasi kepada
sekelompok siswa atau orang tua siswa dalam bentuk:
1.
Pertemuan umum
Pada
kegiatan ini di ikuti oleh sejumlah besar siswa, misalnya pada saat masa
orientasi siswa dimana pada saat tersebut semua siswa diberikan materi-materi
yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi proses belajar
siswa.
2.
Pertemuan klasikal (diikuti oleh parasiswa dari kelas tertentu)
Program yang di rancang konselor
untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Dilakukan
secara terjadwal, biasanya berupa diskusi kelas atau brain storming (curhat
pendapat). Misalnya, seorang konselor yang memberikan pengenalan mengenai mata
pelajaran di kelas IPS
3. Pertemuan
kelompok ( diikuti oleh sejumlah peserta yang terbatas).
Konselor memberikan layanan
bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok kecil (5-10 orang). Bimbingan
ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik. Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini adalah masalah yang bersifat umum (
common problem) dan tidak rahasia.
Misalnya cara-cara belajar efektif, kiat- kiat menghadapi
ujian dan mengelola setres.
Bentuk pertemuan tertentu yang
dihadiri para siswa atau orang tua siswa disesuaikan jenis materi dan sifat
orientasi yang disampaikan. Demikian juga pembicara, ada materi yang
disampaikan pada guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas atau guru mata
pelajaran. Dalam layanan orientasi personil sekolah berperan saling melengkapi,
sehingga para siswa dan orang tua siswa memperoleh ganbaran yang lengkap dan
satuan tentang satuan jenjang atau periode pendidikan yang baru mereka masuki.
B. Layanan Informasi
Layanan
informasi adalah layanan bimbingan yang berupa pemberian penerangan,
penjelasan, pengarahan. Informasi yang perlu disampaikan kepada siswa terutama
mengenai hal-hal yang amt berguna bagi kehidupan siswa, namun hal itu jarang
dibicarakan dalam mata pelajaran, misalnya informasi mengenai sistem belajar,
informasi mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan studi, cara bergaul
dengan teman, cara membuat ringkasan, dan informasi mengenai jenia-jenis
pekerjaan. Layanan informasi umumnya disampaikan dalam bentuk kelompok. Layanan
ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petugas bimbingan untuk membekali
siswa pengetahuan, pemahaman tentang lingkungan hidup, proses perkembangan,
pendidikan pekerjaan, dan sebagainya agar mereka dapat mengatur dirinya sendiri
dan merencanakan kehidupannya sendiri.[4]
1.Tujuan layanan informasi
Tujuan pemberian informasi diadakan untuk membekali para
siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah,
bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan
belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan
kehidupannya sendiri. Progaram bimbingan yang tidak memberikan program layanan
pemberian informasi akan mengahalangi peserta didik untuk berkembang lebih
jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta
yang dapat mempengaruhi Jalan hidupnya.
Ada
tiga alasan pokok mengapa layann pemberian informasi merupakan usaha vital
dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisasi. Pertama, siswa membutuhkan informasi
yang relevan sebagi persiapan memangkusuatu jabatan di masyarakt. Dengan
memiliki pengetahuan yang tepat mungkinlah bahwa jumlah pilihan yang dapat
mereka pertimbangkan bertambah. Kedua,pengetahuan
yang tepat dan benar membantu siswa untuk berpikir lebih rasional tentang
perencanaan masa depan dan tuntunan penyesuaian diri dari pada mengikuti
sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan dalam lingkungan
hidupnya. Informasi yang relevan dapat membebaskan siswa dari keterikatan pada
pola berpikir yang kaku, dan sekaligus memperluas cakrawala pandangannya.
Ketiga, informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan akan hal-hal
yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya umur
dan pengalaman.
2. Jenis-jenis informasi
a. informasi
pendidikan
dalam bidang pendidikan banyak individu yang
berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya
masalah atau kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan
dengan (a)Pemilihan program studi, (b)Pemilihan sekolah, fakultas dan
jurusannya, (c)Penyesuaian diri dengan program studi, (d)Penyesuaian diri
terhadap suasana belajar, dan (e)Putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya
keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan keputusan secara
bijaksana.
b. informasi
jabatan
saat-saat transisi dari dunia pendidikan ke
dunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda.
Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaaan yang
cocok, tetapi juga dalam penyesuain diri dengan suasana kerja yang baru
dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
c. informasi sosial budaya
masyarakat indonesia dikatakan juga
masyarakt majemuk, karena berasal dari berbagai suku berbagai suku bangsa,
agama dan adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang berbeda.
Perbedaan-perbedaan ini sering pula membawa perbedaan dalam pola dan sikap
hidup sehari-hari. Namun demikian, perbedaan –perbedaan itu tetap dalam
kesatuan sebagaiman tertera dalam Lambang Negara Indonesia “Bhineka Tunggal
Ika”. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki itu hendaknya tidak mengakibatkan
masyarakatnya bercerai-cerai, tetapi justru menjadi sumber inspirasi dalam
hidup bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, yang dapat hidup berdampingan
antara yang satudengan yang lain.
3.
metode layanan informasi di sekolah
Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata,
alat-alat peraga dan alat-alat bantu lainnya, buku panduan, kegiatan sanggar
karir, sosiodrama.[5]
C.
Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan
ialah pada waktu siswa melewati masa
peralihan antara situasi sekolah berikutnya, pemilihan
dan penempatan jurusan, pemilihan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah
sambungan, dan penempatan pada layanan kerja. (Elia Flurentin) Layanan penempatan
dan penyaluran merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling.
Menurut Prayitno layanan penempatan
adalah: “Suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau
kelompok yang mengalami mismatch (ketidaksesuaian antara potensi dengan usaha
pengembangan), dan penempatan individu pada lingkungan yang cocok bagi dirinya
serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara optimal”.
Layanan penempatan dan penyaluran bermanfaat untuk menghindari
ketidaksesuaian antara bakat dan usaha untuk mengembangkan bakat tersebut.
Senada dengan pendapat diatas, Purwoko menjelaskan bahwa: “Layanan penempatan
dan penyaluran adalah “serangkaian kegiatan bantuan yang diberikan kepada siswa
agar siswa dapat menempatkan dan menyalurkan segala potensinya pada kondisi
yang sesuai”.
Kedua pendapat diatas, mensiratkan bahwa layanan
penempatan dan penyaluran membantu siswa untuk dapat menyesuaikan potensi dan
bakatnya dengan usaha yang dilakukan. Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh
Mulyadi yang menjelaskan bahwa: “Layanan
penempatan dan penyaluran merupakan layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan atau program studi, program latihan, magang, kegiatan kolektra
kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan penempatan dan
penyaluran adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa
mengembangkan dan menyalurkan bakat, minat , dan potensi yang dimiliki secara
tepat dan sesuai.
1.Manfaat layanan penempatan dan
penyaluran
Membantu siswa agar mampu menempatkan,
menyalurkan dan merealisasikan dirinya pada keadaan posisi yang tepat.
Menyalurkan segala kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki siswa sehingga
siswa dapat berkembang secara optimal dan memperoleh kepuasaan. Memberikan
kemudahan bagi guru dalam pengelolaan kelas dan program pengajaran. Layanan
penempatan dan penyaluran harus dilaksanakan secara obyektif dan rasional oleh
karena itu perlu kegiatan pendukung berupa aplikasi instrumen dan pengumpulan
data.[6]
D.
Layanan Pembelajaran (Bimbingan Belajar)
Layanan pembelajaran atau bimbingan belajar
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan
ilmu, teknologi, dan kesenian.
Materi kegiatan
layanan bimbingan belajar meliputi:
- Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita/perencanaan masa depan.
- Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
- Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan efisien.
- Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.
- Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan informasi karier, orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.[7]
E.
Layanan konseling perorangan
Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung
tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan
dan permasalahan pribadi yang dideritanya.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien
memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungnnya, permasalahan yang
dialami,kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya.
Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan
masalah yang dialami klien.
F. Layanan
konseling kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama
dari guru pembimbing) dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik)
tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari.
Secara umum layanan ini bertujuan untuk pengembangan
kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan
(siswa). Secara lebih khusus , layanan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan
tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik
verbal maupun nonverbal para siswa.
G.
Kegiatan-kegiatan
pendukung pelayanan bimbingan dan konseling
Layanan BK di sekolah dan madrasah tidak akan dapat
dilaksanakan secara efektif dan
tujuannya tercapai sesuai apa yang direncanakan tanpa kegiatan-kegiatan
pendukung. Dengan perkataan lain, agar layanan BK di sekolah dan madrasah lebih
efektif dan mencapai hasil sesuai yang direncanakan, maka harus didukung oleh
kegiatan-kegiatan pendukung pelayanan BK. Adapun kegiatan-kegiatan pendukung
pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah adalah: aplikasi
instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
a.
Aplikasi
instrumentasi
Aplikasi
instrumentasi dapat bermakna upaya pengungkapan melalui pengukuran yang
dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu.
Kondisi dalam diri klien (siswa) perlu melalui aplikasi
instrumentasi dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling untuk memperoleh
pemahaman yang tentang klien (siswa) secara lebih tepat. Upaya pengungkapan
sebagai aplikasi instrumentasi dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Hasil
aplikasi instrumen selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan serta disikapi dan digunakan
untuk memberikan perlakuan secara tepat
kepada klien dalam bentuk layanan dan konseling.
Secara umum, tujuan aplikasi instrumentasi adalah
diperolehnya data tentang kondisi tertentu atas diri klien (siswa). Data yang
diperoleh melalui aplikasi instrumentasi selanjutnya digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Dengan data
tersebut, penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah
dan madrasah akan lebih efektif dan efisien.[8]
b.
Himpunan
data
Data merupakan diskripsi atau gambaran, keterangan atau
catatan tentang sesuatu. Dikaitkan dengan siswa, dan bisa berarti deskripsi atau
gambaran, keterangan atau catatan tentang siswa. Himpunan data dapat bermakna
suatu upaya penghimpunan, pengolongan –penggolongan, dan pengemasan data dalam
bentuk tertentu. Himpunan data juga bermakna usaha untuk memperoleh data
tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan, serta menyimpannya.
Penyelenggaraan himpunan data bertujaun untuk memperoleh
pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang
masing-masing peserta didik dan membantu siswa memperoleh pemahaman diri
sendiri. Penyelenggaraan himpunan data
juga bertujuan untuk menyediakan data
yang berkualitas dan lengkap juga bertujuan untuk menyediakan data yang
berkualitas dan lengkap guna menunjang penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
Dengan adanya himpunan data yang berkualitas dan lengkap, diharapkan
pelaksanaan berbagi jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dapat
terselenggara secara efektif dan efisien[9]
c.
Konferensi
kasus
Konferensi kasus
merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas
suatu permasalahan dan arah pemecahannya. Konferensi kasus direncanakan dan
dipimpin oleh pembimbing atau konselor, dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait
dengan kasus dan upaya pemecahannya. Pihak-pihak yang terkait diharapkan memiliki
komitmen yang tinggi untuk teratasinya kasus secara baik dan tuntas.
Sesuai dengan sifatnya yang kasus, pertemuan konferensi
kasus bukan pertemuan formal, adalam arti berdasarkan surat keputusan tertentu.
Penyelenggaraan kasus tidak terikat pada jumlah peserta tertentu, waktu dan
jadwal pertemuan tertentu, serta keharusan membuat surat keputusan tertentu.
Konferensi kasus merupakan pertemuan terbuka dalam arti terbuka untuk kasus
yang dibaha,terbuka dari segi pihak-pihak yang diundang, terbuka dalam waktu
penyelenggaraan, terbuka dalam dinamika kegiatan, dan terbuka dalam
hasil-hasilnya, namun tetap menjunjung tinggi norma-norma dan kaidah-kaidah,
prinsip-prinsip, dan asas-asas pelayanan bimbingan dan konseling.
Secara umum
konferensi kasus bertujuan untuk mengumpulkan data secara lebih luas dan akurat
serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan kasus (masalah
tertentu) dalam rangka pemecahan masalah.[10]
d.
Kunjungan
rumah
Kunjungan
rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau
siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Kunjungan rumah dilakukan apabila data siswa untuk
kepentingan pelayanan bimbingan dan konseling belum atau tidak diperoleh
melalui wawancara dan angket. Selain itu, kujungan rumah juga perlu dilakukan
untuk melakukan cek silang berkenaan dengan data yang diperoleh melalui angket
dan wawancara.
Secara umum,
kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat
tentang siswa berkenaan dengan masalah yang dihadapinya. Selain itu juga
bertujuan untuk menggalang komitmen antara orang tua dan anggota keluarga
lainnya dengan pihak sekolah atau madrasah, khususnya berkenaan dengan
pemecahan masalah klien. Menurut winkel (1991), kunjungan rumah bertujuann
untuk mengenal lebih dekat lingkungan hidup siswa sehari-hari.[11]
e.
Alih
tangan kasus
Bagaimanapun konselor atau pembimbing adalah manusia
biasa yang selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan. Tidak semua
masalah siswa berada dalam pengetahuan pembimbing atau konselor untuk
memecahkannya. Demikian juga tidak semua kasus atau masalah siswa berada dalam
kewenangan konselor atau pembimbing untuk pemecahannya baik secara keilmuwan
maupun profesi. Adakalanya kasus-kasus tertentu berada dalam kewenangan
keilmuan psikologi, dan penanganannya merupakan kewenangan psikolog atau
psikiater.
Secara umum alih tangan kasus atau layanan rujukan
bertujuan untuk memperoleh pelayanan yang optimal dan pemecahan masalah klien
secara lebih tuntas.[12]
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat
pemakalah simpulkan bahwa kegiatan-kegiatan layanan perlu dilakukan sebagai
wujud penyelenggaraan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu
peserta didik.
Jenis-jenis
layanan kepada peserta didik tersebut berupa layanan orientasi, layana informasi, layanan penempatan dan
penyaluran, serta layanan pembelajaran. Layanan orientasi merupakan layanan BK
yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain memahami lingkungan yang
baru dimasukinya.
Layanan
informasi merupakan layanan BK berupa pemberian informasi kepada peserta didik
tentang keadaan dirinya, program-programnya, rencana karirnya, serta
lingkungannya yang berguna sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Layanan
penempatan dan penyaluran merupakan layanan BK yang memungkinkan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat,
dan minat serta kondisi pribadinya. Sedangkan layanan pembelajaran merupakan
layanan BK yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
kegiatan
–kegiatan pendukung pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah
adalah: aplikasi instrumentasi, himpunana data, konferensi kasus, kunjungan
rumah, data alih tangan kasus
Dari ke semua layanan tersebut, pada
akhirnya, kerja keras dan kesungguhan para guru dalam melaksanakan tugas
bimbingan dan konseling, merupakan kunci utama keberhasilan tujuannya, yang
pada gilirannya diharapkan mampu berkonstribusi terhadap terwujudnya daya manusia
Indonesia yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Erman Amti.2004.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel,W.S dan M.M. Sri Hastuti.2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
Media Abadi.
A, Hallen. 2005. Bimbingan
& Konseling. Jakarta: Quantum Teaching
Sukardi, Dewa ketut.1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta:Rineka Cipta
Mu’awana, Elfi dan Rifa Hidayah.2009.Bimbingan Konseling Islami. Jakarta:Bumi Aksara
Tohirin.2007. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan
Madrasah.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
[1]
Prof.Dr. H Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs.Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling(Jakarta:PT.Rineka
Cipta,2004),hal 255-256
[3] Prof.Dr. H Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs.Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Op.cit,hal 256-259
[4] Elfi
mu’awanah, S.Ag., M.pd dan Rifa Hidayah,S.Ag.,SPsi.,M.Si.,Psi, bimbingan konseling islam( Jakarta:PT Bumi
Aksara,2009), hal 66
[5]
Prof.Dr. H Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs.Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,op.cit
hal 261-269
[6] http://heng-ky.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diunduh pada
tanggal 22/09/2013 jam 10:32 AM
[7] Dewa ketut
sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.(Jakarta: Rineka Cipta,2008),hal 60-61.
[8]
Drs. Tohirin, M.pd, Bimbingan Dan konseling Di Sekolah
Dan Madrasah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2007), hal 207-208
terima kasih pengetahuan bermanfaat
BalasHapusterima kasih pengetahuan bermanfaat
BalasHapusTerima kasih. Mantaf
BalasHapus